Pelajar Yogyakarta Ajak Anak Muda Berani Sebarkan Toleransi
Ratusan pelajar Yogyakarta mengucapkan deklarasi Pelajar Toleran DIY di Taman Pancasila Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (28/8). (MP/Teresia Eka)
MerahPutih.com - Ratusan pelajar DIY dari berbagai tingkat pendidikan berkumpul di Taman Pancasila Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka beramai-ramai mengampanyekan pelajar lainnya untuk berani bersuara menyebarkan rasa toleransi di antara masyarakat dalam acara Angkringan Kebangsaan dan Deklarasi Pelajar Toleran DIY.
Pemenang kontes Diajeng Kulonprogo Ummi Shabrina Solekhah mengingatkan anak muda untuk meningkatkan rasa toleransi dalam hidup sehari-hari, di antara masyarakat yang beda agama dan budaya.
Anak muda masa kini, kata Shabrina, diminta untuk tidak memaksakan kehendak dan menganggap ajarannya agamanya paling benar.
"Jangan takut karena kita bertoleransi, maka kita lemah. Kita pasti tahu batasan, di mana kita harus toleransi dan tidak. Anak muda sekarang harus menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang punya rasa toleransi ketimbang yang tidak," kata siswi SMA 1 Wates ini di Yogyakarta, Senin (28/8).
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo yang menjadi pembicara mengatakan, budaya primodialisme atau mengagungkan kelompoknya sendiri kini makin memprihatinkan di kalangan anak muda.
Dia menilai, rasa nasionalisme perlu lebih ditingkatkan kembali agar anak muda tidak terkotak-kotak. "Nasionalisme itu penting agar kita merasa sebagai Indonesia yang satu, walau beragam," kata Hasto.
Sementara itu, peneliti SETARA institute Halili mengatakan, jumlah anak muda yang sudah intoleran bertambah banyak. Tahun 2016, Setara Institute pernah melakukan penelitian kepada 171 sekolah di Bandung dan Jakarta. Masing-masing sekolah diambil empat siswa sebagai sampel.
Hasilnya 5,1 persen responden setuju untuk mengganti dasar negara. Sementara 3,4 persen setuju penggunaan kekerasan untuk membela agama, kemudian 0.7 persen setuju perjuangan ISIS, dan 0,4 persen mendukung terorisme.
"Hasilnya secara umum hanya 83 persen siswa yang masih toleran. Sementara 17 persen lainnya sudah intoleran. Bahkan, beberapa di antaranya dengan lugas berani melakukan kekerasan untuk membela kelompoknya," tandasnya.
Melihat hal ini, Halili mengajak seluruh anak muda yang toleransi untuk berani bersuara menggelorakan kembali semangat toleransi. Dalam acara ini para pelajar turut mengucapkan deklarasi Pelajar Toleran DIY. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Mesin ATM BCA Di Semua 'Minimarket' Yogyakarta Masih Gangguan