Hari Down Syndrome Internasional

Patahkan Stigma Down Syndrome, Madeline Stuart Melenggok di Titian Peraga

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 21 Maret 2018
Patahkan Stigma Down Syndrome, Madeline Stuart Melenggok di Titian Peraga

Madeline Stuart.(foto: twitter @Madeline_Stuart)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MESKIPUN Hari Down Syndrome dirayakan secara internasional setiap 21 Maret, banyak orang yang berranggapan pengidap down syndrome tidak mampu secara sosial. Namun, hal itu tak sepenuhnya benar. Tak sedikit anak dengan down syndrome yang justru sukses di bidang yang mereka gemari. Madeline Stuart salah satu contohnya.

Perempuan 21 tahun asal Brisbane, Australia, ialah bukti bahwa down syndrome bukan halangan untuk mengejar cita-cita dan menjadi sukses.

Karier model Madeline dimulai ketika ia dibawa sang ibu, Rosane Stuart untuk menonton Fashion Parade di akhir 2015. Saat itu, Madeline terlihat amat tertarik dengan penampilan para model.

“Ibu, aku model,” ujarnya.

Rosane pun paham bahwa sang anak yang istimewa itu ingin menjadi seorang model. Ia pun amat mengerti bahwa dengan kekurangan yang dimiliki Madeline, menjadi model bukanlah hal mudah.

Meskipun paham bahwa mewujudkan impian Madeline untuk jadi model butuh banyak kerja keras dan dedikasi, Rosane memutuskan untuk tidak pesimistis. Ia pun berkomitmen akan membantu sang anak untuk mewujudkan impiannya.

Hal utama yang menjadi perhatian Rosane ialah berat Madeline. Sebagai anak pengidap DS, Madeline punya metabolisme yang jauh lebih lambat ketimbang anak normal. Hal itu membuat tubuhnya tumbuh ke samping. Ia memang berjuang dengan berat badan berlebih sejak tahun-tahun akhir SMA. Posturnya pun jadi terlihat gemuk. Padahal, seorang model harus terlihat proporsional.

“Masalah itu terus berlanjut hingga ia merasa sulit untuk mengikuti kelas tari dan olahraga. Suatu hari, itu terasa terlalu menyiksa dan membuat tak nyaman,” ujar Rosane seperti dikutip dari Dailymali.

Di tahun itu juga, Madeline pun memutuskan untuk menurunkan berat badannya. Perempuan pemberani itu pun memulai perjalanan panjangnya untuk menjadi model.

Ia mengubah total pola makannya. Menghilangkan junk food dari menu, makan makanan sehat, dan berenang setiap hari. Sang ibu pun tak mau kalah. Rosane membuat akun media sosial untuk mencatat perkembangan Madeline. Ia menggunggah foto sebelum dan sesudah sang anak untuk menginspirasi para pengidap DS lainnya.

Perjuangannya membuahkan hasil. Madeline berhasil mengurangi 23 kilogram berat badannya.

“Ia tak berusaha kurus untuk menjadi model. Namun, ketika kurus, ia merasa kuat, bertenaga, dan memutuskan untuk mencoba karier model,” jelas Rosane.

Kini, Madeline merasa amat sehat karena kini ia menjalani pola hidup sehat dengan 6 hari olahraga dalam seminggu.

“Di pemeriksaan terakhirku, dokter mengatakan jantungku tidak membesar. Sepertinya aku tak akan butuh operasi jantung jika aku bisa mempertahankan kesehatanku,” ujarnya.

Sebagai model profesional, Madeline telah tampil di berbagai acara fesyen ternama, seperti New York Fashion Week, Art Hearts Fashion Week, Style Fashion Week, Melange Fashion Week, Caspian Fashion, Runway Dubai, Mercedes Benz Fashion Week China, Birmingham Fashion Week, dan Sunshine Coast Fashion Festival.

Pada 2015, ia bahkan menerima penghargaan bergengsi Model of the Year Award pada Melange International Fashion Show di San Francisco.

Ia juga sering tampil di acara amal, menunjukkan bakat tari dan modellingnya. Selain itu, ia juga masuk berbagai majalah fesyen terkenal, seperti Vogue, Cosmopolitan, Woman’s Day, Women’s Weekly, New York Times, Elle, Marie Claire, People, Paper, dan Cleo.

Madeline tak sekadar model, ia juga menjadi role model bagi para pengidap DS. Ia juga aktif mengadvokasi kesadaran publik akan down syndrome.(dwi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan