Pangeran Soegri dan Sejarah Berdirinya Tangerang

Patung tiga tumenggung di dekat Puspemkab Tangerang,Tigaraksa(MP/Widi Hatmoko)
MerahPutih Tradisi - Sejarah berdirinya Tangerang tidak lepas dari nama tokoh bernama Pangeran Soegri, putera Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Pangeran Soegri adalah pendiri tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane yang disebut "Tanggeran", atau tanda tapal batas kekuasaan Belanda dengan Banten, yang kemudian oleh masyarakat disebut Tangerang.
Prasasti yang tertera di tugu tersebut ditulis dalam huruf Arab ”gundul” berbahasa Jawa kuno yang berbunyi.
'Bismillah pget Ingkang Gusti/Diningsun juput parenah kala Sabtu/Ping Gangsal Sapar Tahun Wau/Rengsena perang netek Nangaran/Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian/Sakabeh Angraksa Sitingsun Parahyang'.
Yang artinya, 'dengan nama Allah Yang Maha Kuasa/Dari Kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu/Tanggal 5 Sapar Tahun Wau/Sesudah perang kita memancangkan tugu/untuk mempertahankan batas Timur Cipamungas (Cisadane) dan Barat Cidurian/Semua menjaga tanah kaum Parahyang.'
Kepala Seksi Kebudayaan pada Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Priwisata (Disporbudpar) Kabupaten Tangerang Muhammad Syafei menjelaskan, Pangeran Soegri berjaya di masa setelah tiga maulana berpangkat tumenggung, yaitu Arya Wangsakara, Arya Jaya Santika dan Arya Yudhanegara tokoh perjuangan rakyat Banten di wilayah yang disebut Tangerang dilumpuhkan oleh Belanda, sekitar tahun 1684.
"Tapal batas ini disebut Tanggeran, yang lambat laun oleh masyarakat disebut dengan Tangerang," ujar Muhammad Syafei, Senin (26/12).
Sedangkan nama tiga tumenggung, yaitu Arya Wangsakara, Arya Jaya Santika dan Arya Yudhanegara namanya diabadikan menjadi nama Tigaraksa, nama salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang dan saat ini menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Sejarah Tengerang lainnya bisa dibaca di Tiga Tumenggung “Tigaraksa” Simbul Perjuangan Masyarakat Tangerang Melawan Penjajah Belanda