Ngidam Makanan Manis saat Stres, ini Alasannya


Saat stres, kamu cenderung ingin mencamil makanan manis. (foto: pixabay/ready68)
SAAT stres, tubuhmu akan bereaksi dengan berbagai cara. Salah satunya ialah menginginkan makanan manis. Hal itu amat mungkin terjadi mengingat stres bisa membuat mood kamu jeblok hingga meningkatkan nafsu makan.
Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara stres dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis. Dari penelitian tersebut diketahui keinginan mengasup makanan manis dan stres amat mungkin disebabkan hal berikut:
BACA JUGA:
Dulu Tren, Mainan Era 90-an ini Sekarang Jadi Ilegal
1. Gula menurunkan hormon kortisol

Hormon kortisol memicu stres. Hormon tersebut dilepaskan dari hipoccampus yang terdapat pada otak. Pelepasan kortisol memicu peningkatan denyut jantung, tekanan darah, gula darah, pernapasan, dan fungsi otot.
Pada kondisi normal, kondisi itu bermanfaat untuk meningkatkan kesigapan kamu saat berhadapan dengan situasi penuh tekanan. Namun, jumlah kortisol yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan stres, rasa cemas, serta gejala depresi.
Keinginan makan manis saat stres diduga berkaitan dengan kortisol dalam tubuh. Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa konsumsi gula menurunkan jumlah kortisol dan aktivitas hipoccampus. Respons otak dalam menanggapi stres juga turut membaik.
Meski demikian, hubungan langsung antara asupan gula dan stres masih perlu dikaji lebih lanjut. Asupan gula bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi aktivitas hippocampus. Masih ada faktor lainnya yang perlu diteliti.
2. Makan manis memberikan energi untuk otak

Seperti halnya bagian tubuh lainnya, otak juga membutuhkan energi agar bisa menjalankan fungsinya. Secara rata-rata, otak orang dewasa menggunakan 20% energi total yang dimiliki tubuh. Ketika stres, organ vital itu membutuhkan energi tambahan sebanyak 12%.
Sumber energi otak berasal dari karbohidrat. Gula (glukosa) merupakan jenis karbohidrat yang paling mudah diubah menjadi energi. Kekurangan asupan karbohidrat, ditambah kondisi stres dan lapar, dapat menurunkan sejumlah fungsi otak.
Saat kekurangan glukosa, otak tidak dapat menjalankan fungsi tersebut karena terhalang oleh sejenis saraf di dalam hipotalamus. Hal itulah yang bikin kamu ingin makan manis saat stres. Otak kamu tidak memiliki cukup energi untuk berfungsi dengan semestinya. Makanan manis merupakan sumber karbohidrat paling sederhana yang bisa digunakan dengan cepat.
3. Menimbulkan perasaan bahagia

Selain memberi energi, gula merangsang pelepasan hormon dopamin dan bagian otak yang disebut nucleus accumbens. Kedua faktor itu menimbulkan perasaan bahagia yang kuat. Perasaan tersebut bahkan serupa dengan efek konsumsi kokain dan heroin.
Selain itu, asupan gula juga memicu pelepasan hormon serotonin. Hormon itu memberikan efek yang menenangkan sehingga stres terasa mereda. Efek itulah yang menimbulkan kesan seolah makanan manis dapat mengatasi stres.
Namun, enggak semua makanan manis memberi efek ini lho. Kalau kamu mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan, efek itu enggak akan terasa. Rasa manis yang dihasilkan hanya memicu otak dan tubuh kamu makan lebih banyak. Akibatnya, kamu makan banyak makanan manis saat stres.
Oleh karena itulah, meski makanan manis bisa memberi efek positif saat stres, pastikan kamu tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Pasalnya, asupan gula berlebih dapat meningkatkan risiko sejumlah gangguan kesehatan.
Jika kamu sangat menginginkan makanan manis, pilihlah yang lebih menyehatkan. Smoothie buah tanpa gula, buah-buahan segar, yogurt dengan biji-bijian, cokelat hitam, atau kue buatan sendiri bisa menjadi pilihan yang tepat.(*)