Museum Tsunami Aceh, Mengenang Bencana Besar di Bumi Serambi Mekah


Museum tsunami di Aceh mengingatkan pada becana besar. (Foto: Instagram@afiholle )
SEBUAH bencana besar menimpa wilayah barat Indoensia di tahun 2004. gempa bumi berskala 9,1-9,3 disertai tsunami setinggi 30 meter menghantam wilayah Aceh dan beberapa negara di sekitarnya. Tercatat 230.000–280.000 jiwa tewas akibat bencana itu.
Bencana gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember itu adalah gempa terbesar ketiga yang tercatat di seismograf dan durasi patahan terpanjang sepanjang sejarah. Gempa ini membuat seluruh planet bumi bergetar 1 cm dan memicu aktivitas gempa di berbagai wilayah termasuk Alaska.
Kenangan pahit masyarakat Aceh itu akhirnya diabadikan dengan sebuah bangunan bernama Museum Tsunami Aceh yang didirikan tahun 2009. Seorang arsitek yang kini menjadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diminta untuk merancang bangunan seluas 2.500 meter persegi.
Gambaran Becana Besar

Museum ini berdiri sangat megah dengan penuh filosofi. Dinding luar misalnya yang menggambarkan hubungan antara manusia dan Islam. Bangunan ini juga dihiasi dengan ornamen yang melambangkan tarian saman. Jika diperhatikan dari atas, museum ini merefleksikan gelombang tsunami, sedangkan dari samping mirip seperti kapal penyelamat beserta geladak yang luas.
Ridwan Kamil sangat cerdas menggambarkan suasana tsunami di tahun 2004. Saat masuk ke museum, kamu seakan dibawa menuju lorong gelap gelombang tsunami dengan ketinggian 30 meter, terdapat pula efek air jatuh sehingga terlihat lebih realistis.

Setelah melewati lorong gelap, kamu bisa melihat foto-foto pasca bencana. Mungkin kamu tak akan tega melihat deretan foto yang dipajang karena memperlihatkan kehancuran dan kematian ribuan orang.
Kemudian kamu akan masuk ke ruangan bernama Fighting Room atau The Light of God. Ruangan ini berbentuk cerobong dengan tulisan Allah dibagian puncaknya. Di sini kamu juga bisa melihat nama-nama korban.

Bulu kuduk kamu bisa merinding karena di balik gelapnya ruangan terdapat suara-suara yang menggambarkan panggilan Ilahi. Setelah berputar-putar di lorong gelap kamu bisa keluar dan menuju ruangan lain dengan pemutaran film tsunami selama 15 menit ketika terjadi gempa, saat tsunami hingga pertolongan datang.
Hal yang cukup menarik dari bangunan ini adalah Museum Tsunami Aceh bukan hanya sebagai tempat pendidikan dan monumen peringatan saja. Museum ini juga akan menjadi tempat perlindungan jika terjadi tsunami lagi di tanah Aceh.
Lokasi

Museum dengan biaya Rp 140 miliar ini menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat Aceh. Apalagi lokasi Museum Tsunami Aceh berada di pusat kota yakni di Jalan Sultan Iskandar Muda No. 3, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh.
Karena tujuannya bukan hanya sebagai museum, tempat ini juga memiliki fasilitas penunjang kegiatan lain. Terdapat juga ruang geologi dan ruang perpustakaan. Di ruang geologi pengunjung bisa belajar dan mempelajari tentang bencana tsunami.
Di Museum Tsunami Aceh juga menyediakan tempat bagi yang ingin mencicipi jajanan khas Aceh seperti keukarah, gula karet dan eupet kiet. Terdapat pula penjualan souvenir yang bisa dibeli sebagai kenang-kenangan.
Aktivitas: Belajar tentang dahsyatnya bencana tsunami
Fasilitas: tempat parkir, musholla, toko souvener, perpustakaan, ruang geologi
HTM: Gratis
Buka: 09.00 - 17.00 (yani)