Montreal Protocol Award, Jejak Keseriusan Indonesia Selamatkan Bumi


Secara tidak langsung Indonesia telah menyelamatkan bumi kita. (Foto: Freepik/Rawpixel)
INDONESIA kerap dituding negara maju kurang serius menanggapi isu keberlanjutan lingkungan. Pembalakan hutan, perluasan lisensi kelapa sawit, dan penjualan batu bara sering jadi sasaran tembak untuk menyudutkan Indonesia. Benarkah tudingan itu?
Bila menilik rekam jejak Indonesia soal keberlanjutan lingkungan, tudingan itu bisa jadi tak sepenuhnya benar. Sebut saja prestasi Indonesia di Montreal Protocol Award 2023. Indonesia berhasil mencegah impor ilegal sebanyak enam ton bahan yang merusak lapisan ozon selama tahun 2019-2020.
Mengutip Antara (30/3), penghargaan ini diberikan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) OzonAction kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam sebuah acara virtual yang berlangsung pada 29 Maret 2023 lalu.
Menurut Laksmi Dwanti, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Perindustrian, impor ilegal bahan yang merusak lapisan ozon dapat dicegah berkat mekanisme Informed Consent Procedure (iPIC).
Baca juga:

"Impor bahan perusak lapisan ozon secara ilegal dapat digagalkan karena mekanisme Informed Consent Procedure (iPIC) yang informal," kata Laksmi seperti dikutip Antara.
iPIC adalah platform pertukaran informasi sukarela mengenai rencana ekspor-impor bahan yang merusak lapisan ozon dan hidrofluorokarbon (HFC) antara negara-negara yang tergabung dalam Protokol Montreal.
Platform ini dibangun oleh UNEP untuk membantu negara-negara dalam memberikan informasi terperinci tentang importir dan eksportir zat merusak lapisan ozon dan HFC yang terdaftar kepada negara-negara lainnya yang terlibat.
Konsultasi iPIC antara Indonesia dan Uni Eropa membantu menggagalkan ekspor ilegal enam ton senyawa kimia HCFC-123 yang akan digunakan dalam alat pemadam kebakaran dari Uni Eropa ke Indonesia.
Baca juga:

UNEP OzonAction bersama dengan Sekretariat Ozon dan Organisasi Kepabeanan Dunia (WCO) memberikan penghargaan kepada petugas bea cukai serta pejabat Indonesia yang bertanggung jawab dalam mengendalikan konsumsi bahan yang merusak lapisan ozon.
Upacara penghargaan ini dihadiri oleh perwakilan dari 18 negara. Antara lai8n Bulgaria, Tiongkok, Prancis, Georgia, Jerman, Italia, Lituania, Malaysia, Belanda, Makedonia Utara, Polandia, Rumania, Spanyol, Turkmenistan, Ukraina, Uzbekistan, dan Uni Eropa.
Laksmi berharap penghargaan ini dapat mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengawasan terhadap impor bahan yang berpotensi merusak lapisan ozon dan HFC di masa depan.
Dengan ini kita sama-sama belajar, ternyata sistem impor ekspor di Indonesia yang ribet ada sisi positifnya juga, lho. Selain itu, negara maju tak bisa lagi asal menuding Indonesia kurang serius dalam isu keberlanjutan lingkungan. (kmp)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Angkat Piala, Clarita Banting Setir dari Sepak Bola ke Bola Basket

Tiga CEO Tjufoo Masuk Forbes 30 Under 30

Kohai Infiniti x Moonton Indonesia Hadirkan Inovasi dalam MDL

Program 'Clean Up the World' Ajak Masyarakat Jaga Lautan

Intip Penampilan Cinta Laura dan Putri Marino di Cannes Film Festival 2023

Petenis M. Rifqi Fitriadi dapat Apresiasi atas Prestasinya

Indische Party Lepas 'Gadis Medusa' Sebagai Pembuka Album Terbaru
Rekor Indonesia Angkat Piala di Finswimming Sea Games 2023

Perjalanan Andriani, Atlet Kriket Angkat Piala di Sea Games 2023

Felix Viktor Angkat Piala Sekaligus Pecahkan Rekor di Sea Games 2023
