Yuk Minta Maaf dan Koreksi Kebiasaan Sehari-Hari yang Berakibat Fatal Bagi Kucing Domestik


Kami salah apa, manusia? (Pexels/aleksandr nadyojin)
DI jalanan, kasta tertinggi memangl milik ibu-ibu motor matic. Namun, tahukah kamu siapa di kasta terendah di jalanan? Mereka adalah kucing jalanan. Kondisi kucing domestik di jalanan memang termarjinalkan. Selain harus mencari makan sendiri, mereka juga harus rela diperlakukan buruk seperti disiram air panas, ditendang, hingga digendong-gendong dengan cara tidak semestinya.
Baca juga:
Parahnya lagi, mereka harus menerima semua perilaku buruk itu sehari-hari! Mereka memang tidak bisa menyampaikan kepada manusia apa dirasakannya secara jelas karena hanya bisa mengeong. "Meeeeenggg..."
"Aku enggak pernah nyiksa kok. Aku malah sering kasih tulangku buat mereka," kilah seorang teman.
Mungkin maksud teman tersebut baik. Ia ingin memberi makan kucing domestik sisa tulang ikan atau ayam. Namun, memberi tulang kepada kucing bukan hal tepat.

Tulang, baik tulang ikan maupun tulang ayam tidak bisa dicerna secara baik oleh tubuh kucing. Sistem pencernaan kucing akan rusak. Selain itu, akan ada risiko tulang menyangkut di tenggorokan kucing dan bisa membahayakan sistem pernapasan kucing.
Selain memberi makan kucing, ada beberapa perilaku sederhana manusia sehari-hari tanpa sadar ternyata mengancam nyawa mereka.
"Aduh kucingnya gemoy bangeeettt..." ketika melihat kucing domestik menggemaskan di dekat rumah dam rasa ingin memiliki muncul. Memberi makan saja tidak cukup. Akhirnya dipakaikan kalung sebagai tanda.
Dari kacamata manusia memang kucing berkalung apa pun akan sangat menggemaskan. Namun, bagi kucing sebaliknya. Ada beberapa dampak buruk bisa terjadi pada kucing, misalnya iritasi pada leher, bulu di sekitar leher rusak, hingga terburuk tersangkut di pagar.
Kalau sudah begitu, nyawa taruhannya. Sebaiknya urungkan niat memberi kalung kepada kucing. Biarkan kucing merasa bebas. Memang dengan memakaikan kalung sudah pasti langsung nurut? Enggak juga kan. Faktor utama dipakaikan kalung cuma mengejer estetika semata.
Ketika akan mengolah makanan kemasan kaleng seperti sarden dan kornet, sering kalengnya langsung dibuang begitu saja tanpa dihancurkan terlebih dahulu. Alasannya: susah! Iya sih, emang menghancurkan kemasan kalengan lebih susah daripada kemasan lainnya.

Namun, pernahkah kamu tersadar ternyata kaleng terbuka dengan beberapa bagian menajam tersebut bisa mengancam keselamatan makhluk lain, salah satunya kucing domestik.
Aroma harum menyeruak dari kaleng bekas sarden tentu menggugah kucing. Mereka akhirnya mendekat, memakan sisa ikan, kalau masih ada.
Alih-alih beruntung mendapat sisa ikan, mereka justru ketiban sial, kepalanya tersangkut di kaleng dan tidak bisa keluar. Dia pun kehabisan napas dan akhirnya meregang nyawa.
Baca juga:
Terus harus gimana dong? Sebagai langkah antisipasi sebaiknya menghancurkan kaleng bekas sarden dengan memotongnya menjadi beberapa bagian atau cuci bersih kaleng sehingga tidak mengundang kucing.
Dengan begitu kamu telah menyelamatkan satu nyawa. Lalu bagaimana kalau kamu melihat kepalanya tersangkut? Segera selamatkan! Bawa ke dokter hewan segera.
Di tempat lain, setelah wara-wiri mencari makan lalu diusir sama manusia, dipukul pakai sapu, kena jail bocah-bocah, dan kemudian tiba waktunya kucing beristirahat.

Setelah kehausan, kelaparan, di bawah panas terik, kucing kemudian mencari tempat berteduh. Tak jarang mereka berteduh di kolong mobil sampai tertidur pulas.
Terbayang enggak sih jika tiba-tiba pemilik mobil main gas saja tanpa lihat kolong. Kucing bisa terlindas. Sukur-sukur mereka bisa menghindar sebelum roda mendekat.
Memang bukan salahmu karena tidak tahu. Namun, alangkah lebih baik bila hal-hal tersebut tidak terjadi dengan cara mengecek keberadaan kucing di kolong mobil sebelum kendaraan roda empat dipacu.
Memang bagi manusia hal-hal tersebut sepele. Tidak menyalahi aturan apalagi bukan tindakan kriminal. Namun, di sisi berbeda, tindakan lumrah sehari-hari tersebut membahayakan kucing domestik.
"Ah! Mereka kan cuma kucing kampung. Enggak usah lebay kali." Mereka kan juga makhluk Tuhan. Punya perasaan. Bisa merasa kesakitan. Bisa menangis. Jangan sampai tangisan mereka didengar Tuhan dan dibalaskan padamu. Minta maaf segera dengan cara mengkoreksi kebiasaan nan bisa membahayakan kucing. (Avia)
Baca juga:
Alasan Minta Maaf Paling Basi Ketika Lupa Hari Ulang Tahun Pasangan