Siapa Tokoh Paling Dirugikan Usai G30S?

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 30 September 2018
Siapa Tokoh Paling Dirugikan Usai G30S?

Ilustrasi demo penolakan PKI. (Sumber: tribunnews.com)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

GALIBNYA memasuki akhir September isu kebangkitan komunis kembali bergaung. Klaim atas kerugian peristiwa pembantaian tersebut menjadi pro dan kontra. Mereka saling silang pendapat.

Menanggapi pro-kontra G30S, ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam, angkat bicara mengenai polemik tersebut. Ia menyebut seharusnya masyarakat melihat Peristiwa 65 dari perspektif korban.

G30S tak hanya memakan korban 6 perwira tinggi Angkatan Darat, tapi juga para anggota, simpatisan PKI, serta Sukarnois. Meski begitu, menurut Asvi, Sukarno merupakan tokoh paling dirugikan atas G30S. "Ia kehilangan jabatan tertinggi dan simpati masyarakat," katanya kepada merahputih.com beberapa waktu lalu di Auditorium LIPI, Jakarta.

Ia pun menjelaskan selain kehilangan jabatan, Sukarno juga dituding sebagai dalang atas kejadian memilukan tersebut. "Namun, pada 1 Oktober 1965 membuktikan bahwa Bung Karno tidak mengetahui rencana gerakan tersebut," kata Asvi.

Presiden Sukarno menangis terisak saat menghadiri pemakaman Jenderal Ahmad Yani.

Justru, kata Asvi, G30S dijadikan sarana untuk mengambil alih kekuasaan Sukarno. "Rangkaian peristiwa dari 1 Oktober 1965 sampai keluarnya Supersemar 1966, penahanan 15 menteri, pembubaran Tjakrabirawa, dan penguasaan pers oleh tentara, memperlihatkan bahwa kekuasaan itu memang direbut dari Sukarno secara bertahap," paparnya.

Kesimpulan tersebut didapat setelah pihaknya meneliti berbagai dokumen tentang G30S dari sejak 1965 hingga 2017. "Orasi ini membahas tulisan-tulisan yang telah terbit mengenai G30S dari tahun 1965 hingga 2017," katanya.

Menurutnya, pada masa Orde Baru, salah satu tokoh yang paling berperan untuk menulis sejarah G30S adalah Nugroho Notosusanto. "Dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6, yang disunting Nugroho Notosusanto diberikan legitimasi kepada Orde Baru sekaligus dilakukan desukarnoisasi (upaya mengurangi bahkan menghilangkan peranan Soekarno dalam sejarah)," katanya.

Salah satu hal kontroversial yang pernah dilakukan Nugroho selain mempersoalkan kelahiran Pancasila oleh Sukarno adalah menghilangkan sosok Bapak Proklamator dalam foto Proklamasi 17 Agustus 1945.

"Dalam buku Nugroho Notosusanto berjudul Pejuang dan Prajurit, pada foto Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak tampak sosok Sukarno. Sejarawan Abdurrachman Surjomihardjo melakukan protes sehingga pada cetakan kedua, sosok Sukarno muncul kembali," katanya.

Nugroho juga merupakan pemrakarsa pembuatan film G30S/PKI. "Nugroho Notosusanto memrakarsai pembuatan film pengkhianatan G30S/PKI yang disutradarai Arifin C Noer tahun 1984," katanya.

Selain itu, menurutnya para korban G30S baru mulai bersuara setelah jatuhnya Orde Baru. "Para korban yang selama 30 tahun dibungkam mulai bersuara, melakukan serangkaian pertemuan, diskusi, seminar serta pembuatan memoar," katanya. (*)

#Peristiwa G30S 1965 #G30S/PKI #Pengkhianatan G30S/PKI
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Video
3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI
Kalo dari ketiga tempat bersejarah ini, mana tempat yang udah datengin?
Fransiska Chandra - Selasa, 01 Oktober 2024
3 Tempat untuk Mengenang Kejadian G30S PKI
Lifestyle
1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila 2024, Begini Sejarahnya
1 Oktober 2024, Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila, yang merupakan momen penting dalam sejarah bangsa. Penetapan tanggal ini sebagai Hari Kesaktian Pancasila tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 1967.
ImanK - Senin, 30 September 2024
1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila 2024, Begini Sejarahnya
Bagikan