Lapsus Jejak Seni Bela Diri Tionghoa

Menyelisik Kehebatan Jurus Kepret Empek Sinyo Petak Sembilan

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Senin, 19 Februari 2018
Menyelisik Kehebatan Jurus Kepret Empek Sinyo Petak Sembilan

Oey Ho Tin, salah seorang murid Empek Sinyo, sedang memperagaka Jurus Monyet. (Alex Cheung, Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia)

Ukuran:
14
Audio:

KAWASAN Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, enggak sekadar terkenal dengan pelbagai kelenteng-kelenteng bersejarah, kedai-kedai penyaji masakan dan kudapan khas Peranakan Tionghoa nan membuat lidah bergoyang, juga di masa lalu terkenal dengan sesosok jago main pukulan atau kuntao, bernama Empek Sinyo.

Dinamakan Sinyo lantaran paraban lelaki bermarga Khouw tersebut berayah seorang Belanda dan ibu berlatar Peranakan Tionghoa. Tumbuh di keluarga berbeda budaya membuatnya mahir berbahasa Belanda dan Melayu.

Di masa kanak-kanak, gara-gara parabannya ke-eropa-eropan-an maka konco-konco acap menghadiahinya dengan cercaan, olokan, hingga gangguan fisik. “Hal ini pula turut mendorong Empek Sinyo mempelajari kuntao,” tulis Alex Cheung dkk pada Melacak Jejak Kungfu Tradisional di Indonesia.

Terdapat dua versi cerita mula-rupa Empek Sinyo belajar main pukulan. Pertama, belajar kuntao dengan memanggil suhuh di rumahnya, dan kedua saat usia belia belajar kepada dua orang guru berbeda aliran. Tak heran, lanjut Alex Cheung, Empek Sinyo menguasai dua jenis kuntao, jurus monyet dan jurus bangau.

Bertahun-tahun dia berlatih hingga gerakannya sangat halus seolah-olah seperti menari. Setelah ilmu paripurna, Empek Sinyo mulai meneruskan ilmu secara privat kepada para muridnya, seperti Kho Tan, Kouw Ting Gal, Khouw A Da, dan Li Cin Siok, hingga kemudian turun ke beberapa generasi.

Saat memberi ilmu, Empek Sinyo senantiasa berkeliling, mulai daerah Petak Sembilan, Jonggol, Kalipasir, hingga Tangerang.

Aliran kuntao Empek Sinyo disebut Kauw Kun Ji Se Sa, dengan jurus Kauw Kun (Jurus Monyet) dan Pek Ho Kun (Jurus Bangau). Ciri paling khas kuntaonya dan kondang di antero dunia persilatan, tak lain jurus kepret atau gerakan mengibaskan tangan menggunakan bagian luar.

Porsi latihan Empek Sinyo, seturut murid-muridnya Oey Ho Tin dan Oey Tjin Eng, menitiberatkan pada penempatan kuda-kuda (bhe si), kepalan tangan, gerakan kepret, kemudian berlatih jurus monyet dan bangau. “Salah satu gerakan biasa diperagakan oleh Empek Sinyo adalah Kim Kee Tok Lip (Ayam Emas Berdiri Satu Kaki,” ungkap muridnya.

Keampuhan jurus kepret Empek Sinyo terbukti ketika salah seorang murid tertua bernama Li Cin Sok mendekam di penjara lantaran kasus perkelahian, dan harus menghadapi 30 tahanan di dalam sel. Dengan sigap dan bernas kepretan demi kepretan mendarat telak di wajah masing-masing tahanan. Dia pun mampu meladeni keroyokan tanpa luka sedikit pun. (*)

#Lapsus Bela Diri Tionghoa
Bagikan

Berita Terkait

Bagikan