Seni

Menyelami Kapsul Sejarah Pegerakan Indonesia lewat 'Indonesia Bergerak: 1900-1942'

Dwi AstariniDwi Astarini - Sabtu, 12 Desember 2020
Menyelami Kapsul Sejarah Pegerakan Indonesia lewat 'Indonesia Bergerak: 1900-1942'

Galeri Foto Jurnalistik Antara menghadirkan pameran foto Indonesia Bergerak 1900-1940 (Revamped). (foto: istimewa)

Ukuran:
14
Audio:

"SEBUAH foto bisa bercerita lebih banyak daripada ribuan kata," ujar Direktur KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) Jakarta, Marrik Bellen. Hal itu benar adanya. Foto-foto menjadi bukti yang mendukung, menguatkan, sekaligus saksi untuk sebuah peristiwa. Dalam sejarah panjang pergerakan Indonesia, foto dan grafis menjadi bukti bahwa para pahlawan Negeri ini bergerak untuk mewujudkan Indonesia bersatu dan merdeka.

Sebanyak 140 karya berupa foto, lukisan, sketsa, komik, karikatur, poster, sampul atau isi majalah, arsip surat, buku, dan surat kabar dari masa pergerakan Indoensia (1900-1942) dirangkum dalam Pameran Foto & Grafis Sejarah Indonesia Bergerak 1900-1942 (REVAMPED) di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada No 111, Jakarta, 11-16 Desember 2020.

Baca Juga:

Dihadirkan Secara Virtual, Pameran 'Indonesia Bergerak: 1900-1942' Ajak Generasi Muda Belajar Sejarah dengan Cara Kekinian

Pameran yang digelar dalam rangka peringatan HUT ke-83 Kantor Berita ANTARA itu merupakan kerja sama Galeri Foto Jurnalistik Antara, Redaksi Foto Kantor Berita ANTARA, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan KITLV-Jakarta.

Indonesia Bergerak: 1900-1942
Digelar dalam rangka memeringati HUT ke-83 LKBN ANTARA. (foto: istimewa)

Kurator pameran Ismar Patrizki mengatakan pameran kali ini merupakan kelanjutan dari Pameran Foto & Grafis Indonesia Bergerak 1900-1942 yang telah diselenggarakan pada 7 September-7 Oktober 2020 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta. “Adanya permintaan dari sejumlah pihak untuk menyelenggarakan kembali Pameran Foto & Grafis Indonesia Bergerak 1900-1942 membuat kami menggagas pameran versi penambahan atau revamped dari versi sebelumnya. Pameran Revamped ini juga menjadi momentum untuk meluncurkan buku Indonesia Bergerak 1900-1942,” kata Ismar dalam rilis yang diterima Merahputih.com, Sabtu (12/12)

Sesuai dengan labelnya, revamped, pameran kali ini dibuat berbeda. Menurut Ismar, penataan letak, penggunaan medium cetak, dan pencahayaan dirancang khusus sebagai bentuk respons terhadap ruang pamer yang tersedia di Gedung Arsip Nasional.

indonesia bergerak
Pameran foto Indonesia Bergerak: 1900-1940. (foto: [email protected])

Selain pameran foto, kali ini diluncurkan juga buku foto Indonesia Bergerak 1900-1942. Di dalamnya disajikan 140 karya berupa foto, lukisan, sketsa, komik, karikatur, poster, sampul atau isi majalah, arsip surat, buku, dan surat kabar. Arsip visual yang ditampilkan dalam buku tersebut merupakan koleksi Kantor Berita ANTARA, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, KITLV-Perpustakaan Universitas Leiden, dan Perpustakaan Nasional Belanda (Koninklijke Bibliotheek). "Saya senang penyelenggara pameran ini menemukan yang dicari di koleksi Perpustakaan Universitas Leiden yang saat ini memegang koleksi terbsesar di dunia tentang Indonesia," ujar Bellen.

Indonesia Bergerak 1900-1942
Pameran dibuka Jumat (11/12). (Foto: istimewa)

Ia menyebut saat ini koleksi KITLV mencakup 1 juta buku yang terkait dengan Indonesia, Suriname, dan kepulauan yang dulunya masuk kekuasaan Belanda. Sebagian besar merupakan koleksi di masa pascakolonial. Dari semua itu, koleksi spesial terkait dengan Indonesia meliputi 18 ribu manuskrip Nusantara termasuk arsip, 11 ribu peta, 250 lembar atlas, dan lebih dari 220 ribu foto, kartu pos, dan negatif foto. "Dari semua itu, sebanyak 150 ribu merupakan foto sejarah yang telah didigitalkan. Koleksi ini juga mencakup berbagai cetakan dan gambar," ujar Bellen.

Indonesia Bergerak: 1900-1942
Menampilkan foto-foto dari masa pergerakan nasional. (foto: istimewa)

Buku Indonesia Bergerak 1900-1942 menampilkan secuil dari seluruh koleksi yang bernilai sejarah itu agar bisa dinikmati dan dipelajari generasi muda Indonesia. Selain foto dan grafis, buku ini juga dipadukan dengan beberapa tulisan singkat sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso yang menyorot sejumlah peristiwa maupun momentum penting dalam kurun waktu pergerakan nasional di Indonesia (1900-1942). "Saat mengikuti diorama sejarah yang terkandung dalam buku ini, kita diingatkan: kesatuan dan kesatuan merupakan modal mutlak Indonesia. Perjuangan yang tak mengenal beda agama, pengorbanan yang tak mengenal suku, dengan corak merah darah dan putih tulang dari Sabang sampai Merauke," ujar Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat

Ia mengatakan koleksi yang terhimpun dalam dokumen foto, grafis, dan arsip dalam buku ini merupakan harta karun sejarah yang banyak terlupakan, bahkan dilupakan.
"Kemauan bergerak dan semangat kolaborasi menjadikan buku ini sebuah kapsul sejarah bagi sebuah bangsa yang mayoritas penduduknya kini lahir setelah tahun 1980," imbuhnya.

Indonesia bergerak: 1900-1942
Ditampilkan dengan merespons Gedung Arsip Nasional. (foto: istimewa)

Senada, Bellen berharap pameran ini akan membangkitkan kesadaran generasi muda Indonesia akan sosok penting dan bersejarah dalam terbentuknya Republik Indonesia. "Koleksi kami terbuka untuk setiap kalangan. Oleh karena itu, saya amat berharap kerja sama seperti ini bisa berlanjut di masa depan agar sejarah ini bisa diketahui lebih banyak orang," kata Bellen.

Sebagai penanda peluncuran buku ini, akan digelar diskusi webinar Fotografi dan Grafis Sebagai Medium Penyajian Sejarah pada Minggu, 13 Desember. Akan hadir sebagai keynote speaker Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hilmar Farid. Sementara itu, pembicara yang akan membawakan materi dalam diskusi melalui aplikasi Zoom, yakni sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso, pemerhati seni yang juga mantan pewarta foto dan redaktur untuk Biro Foto ANTARA Dodo Karundeng, Plt Deputi Konservasi ANRI Multi Siswanti, dan pengajar fotografi ISI Yogyakarta Edial Rusli.

Pameran Foto dan Grafis Sejarah Indonesia Bergerak 1900-1942 (REVAMPED) dapat kamu saksikan secara langsung di Gedung Arsip Nasional dan secara daring atau virtual melalui situs www.antarafoto.com.(Dwi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan