Menteri Perindustrian Usulkan Pembangunan PLTN Nonuranium


Menteri Perindustrian Saleh Husin (kiri) memaparkan penyelenggaraan Konferensi Internasional Investasi Hijau di Jakarta, Selasa (31/3). (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
Merahputih Bisnis - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengusulkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) nonuranium. Hal ini guna pemenuhan kebutuhan industri yang semakin tinggi. (Baca: Atasi Kekurangan Listrik, Jokowi Setujui Service Company PLN)
"Untuk membangun energi murah itu, kita bisa membangun pembangkit tenaga torium kalau kita masih alergi terhadap nuklir. Torium ini lebih murah dan relatif mudah didapat di Babel," tuturnya dalam seminar Indonesia dan Diversifikasi Energi, Menentukan Arah Kebijakan Energi Indonesia, di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (14/4).
Saleh melanjutkan, pembangunan listrik menggunakan PLTN lebih baik dibangun di daerah Jawa. Pasalnya, jika rencana ini terwujud, industri lokal bisa bersaing dan tumbuh dengan cepat. (Baca: PLN Bantah Naikkan Tarif Dasar Listrik pada Bulan Mei)
Thorium merupakan bahan bakar reaktor nuklir yang berguna. Thorium berwarna putih keperakan, tapi ternyata abu-abu atau hitam pada paparan udara. Kelimpahan thorium sekitar setengah dari kelimpahan timah dan tiga kali lebih banyak daripada uranium di kerak bumi. Thorium secara komersial diproduksi dari monasit mineral dan terjadi juga dalam mineral lain, seperti thorite dan thorianite. Logam thorium telah diproduksi dalam jumlah komersial dengan reduksi tetrafluorida (ThF4) dan dioksida (ThO2) dan dengan elektrolisis dari tetraklorida (ThCl4).
Selain itu, reaksi nuklir bertenaga thorium tidak pernah dapat meleleh. Hal ini karena thorium sedikit lebih ringan daripada uranium dan tidak fissile. Artinya kita bisa menumpuknya dan tidak akan mengalami reaksi runaway berantai. Sebaliknya, hanya perlu menyuntikkan energi ke dalam reaktor thorium agar menyala.
Selain itu, thorium juga merupakan alternatif yang layak untuk digunakan karena memiliki neutron-yield yang tinggi per neutron yang diserap. Dimana nantinya kalau ada masalah, kita dapat mematikan berkas, dan reaktor akan mendingin dengan sendirinya. (rfd)
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Menteri Perindustrian Kunjungi Pameran Otomotif GIIAS 2025 di ICE BSD CITY

Tarif Impor Dipangkas AS, Industri Padat Karya dan Tekstil Indonesia Bakal Kena Dampak

29 Lokasi Berpotensi Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Terbanyak di Kalbar

Serius Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Pembahasan Bakal Dimulai 2025

Menperin Bakal Tindak Tegas Praktik Impor Ilegal Sepatu Bekas

Menperin Dorong Pemberdayaan Perempuan dalam Angkatan Kerja

Pembeli Mobil Listrik akan Disubsidi Rp 80 Juta dan Motor Listrik Rp 8 Juta
