Mengungkap Rahasia Konklaf: Sejarah dan Intrik di Balik Pemilihan Paus

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 21 Maret 2025
Mengungkap Rahasia Konklaf: Sejarah dan Intrik di Balik Pemilihan Paus

Masuknya para kardinal ke dalam konklaf yang diadakan di Istana Quirinale, 1829-1830. (Foto: Francesca Fioretti 1)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Ada yang sudah pernah nonton film Conclave?

Film keren tentang sisik-melik pemilihan Paus, pemimpin tertinggi umat Katolik, yang dilakukan oleh para kardinal (rohaniawan yang tingkatannya di bawah Paus).

Conclave sempat menyita perhatian sepanjang akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025. Film berbasis novel anggitan Robert Harris bahkan mendapat penghargaan di Screen Actors Guild Awards (SAG) 2025 dan sejumlah nominasi di Academy Awards 2025.

Konklaf digelar bila ada Paus yang wafat atau berhenti karena mengundurkan diri.

Kebetulan pula, Paus Fransiskus sedang sakit keras karena pneumonia. Usianya pun sudah 88 tahun. Bayang-bayang kemungkinan Takhta Suci (institusi Kepausan) menggelar Konklaf mengemuka.

Meski jelas fiksi, film ini menggambarkan beberapa kenyataan tentang pemilihan Paus atau yang disebut Konklaf, yaitu intrik atau sikut-sikutan, ketegangan, kontroversi, dan faksi.

"Para peneliti yang pernah menghabiskan waktu di Vatikan akan menemukan kesamaan dalam pidato dan perilaku karakter yang diperankan dengan sangat baik," kata Joelle Rollo-Koster, sejarawan Kepausan abad pertengahan (1500-an) dalam "Papal elections aren’t always as dramatic as ‘Conclave’ − but the history behind the process is"

Jadi, di balik keteduhan Kepausan sebagai institusi kerohanian yang suci, ternyata ada pula hal-hal manusiawi yang biasa ditemukan di institusi keduniawian.

Dalam film Conclave, sekelompok kardinal yang diperankan oleh Ralph Fiennes, Stanley Tucci, John Lithgow, dan Lucian Msamati diguncang oleh rahasia satu sama lain.

Rahasia itu baru terungkap selama proses pemilihan.

Ada juga kardinal dari Kabul yang tidak diketahui keberadaannya hingga ia muncul. Selain rahasia mengejutkan, sebuah bom mobil menghancurkan jendela Kapel Sistina. Dan rahasia terbesar terungkap dalam lima menit terakhir film ini.

Tapi kita enggak bakal bahas filmnya kok. Kamu bisa nonton sendiri film keren itu.

Yang kita mau bahas sekarang adalah sejarah konklaf itu sendiri. Film Conclave sama sekali enggak membahas latar belakang mengapa Konklaf begitu tertutup dan rahasia.

Sebenarnya sebelum Konklaf sekarang, pemilihan Paus sangat terbuka.

Baca juga:

Raja Charles dan Ratu Camilla dari Inggris Rencanakan Kunjungan ke Paus Fransiskus Bulan Depan

Sejarah Awal Pemilihan Paus

Institusi Kepausan atau yang biasa disebut sebagai Takhta Suci beserta strukturnya yang kita kenal sekarang dibentuk oleh Paus Gregorius I (menjabat dari 590-604 Masehi).

Meski begitu, akar Kepausan telah ada sejak abad ke-1 Masehi atau enggak lama setelah Yesus Kristus wafat. Namun, saat itu belum ada pemimpin tertinggi gereja Katolik yang tunggal.

Santo Petrus sering dianggap sebagai pemimpin gereja Katolik pertama. Ia hidup pada abad ke-1 Masehi dan memimpin gereja Katolik tahun 64-67 Masehi.

Nah, selama periode awal Kekristenan ini, pemilihan Paus dilakukan secara terbuka lewat konsensus atau kesepakatan bersama oleh rakyat Roma.

Santo Petrus
Santo Petrus sering dianggap sebagai pemimpin gereja Katolik pertama. (Foto: Public Domain)

Namun, pada kenyataannya pemilihan ini sangat dipengaruhi oleh kelompok massa, bangsawan, raja, kaisar, atau siapa pun yang memiliki kekuatan atas Roma.

"Konsensus dicapai melalui negosiasi atau kekuatan. Sering kali, orang-orang berkuasa bisa menunjuk siapa pun yang mereka pilih," terang Joelle Rollo-Koster.

The Book of Pontiffs misalnya mencatat kekisruhan pemilihan Paus Conon pada 686. Kala itu, militer ikut cawe-cawe dalam pemilihan.

Para uskup punya calon sendiri, yaitu Petrus. Sedangkan militer ingin Theodore. Setelah negosiasi, justru Conon yang jadi Paus.

Pemilihan Paus biasanya selalu diawali keributan. Bukan hanya karena perbedaan calon, tapi juga tradisi rebutan mengambil peninggalan milik Paus yang wafat.

Meski praktek pengambilan ini sudah dilarang sejak tahun 451 Masehi melalui Konsili Chalcedon, masih banyak orang melakukannya hingga abad ke-11.

Karena itulah, pemilihan Paus disebut sebagai urusan yang penuh pertengkaran. Ditandai dengan kekerasan dan campur tangan eksternal.

Baca juga:

Vatikan Kabarkan Kondisi Terkini Paus Fransiskus lewat Foto, Pertama Sejak Dirawat Sebulan Lalu

Transformasi Konklaf Menjadi Proses Tertutup

Melihat banyaknya kekacauan karena pemilihan Paus secara terbuka, para rohaniawan memutuskan untuk memilih Paus secara tertutup.

Yang berhak memilih Paus hanyalah para kardinal dan uskup. Keputusan ini ditetapkan oleh Paus Nicholas II pada 1059.

Nah, dari sinilah kata Konklaf berasal. Para rohaniawan yang punya hak memilih Paus akan dikurung dengan kunci selama beberapa waktu untuk menghindari intervensi pihak luar.

Konklaf sendiri berasal dari bahasa Latin, artinya "dengan kunci". Konklaf diadakan saat terjadinya kekosongan takhta Paus (sede vacante).

Wafatnya Paus
Masa wafatnya Paus disebut Sede Vacante. (Foto: Duffmancommonswiki)

Namun, cara ini ternyata tak sepenuhnya berhasil menahan pertengkaran. Konklaf justru muncul intrik rahasia di internal rohaniawan.

Akibatnya, Konklaf memakan waktu yang lama. Misalnya saat Konklaf tahun 1271 yang berlangsung 1.005 hari atau hampir tiga tahun.

Untuk memangkas waktu pemilihan tertutup ini, Paus Gregorius mengeluarkan dekrit Ubi Periculum Maius Intenditur atau 'Di mana bahaya lebih besar terletak' pada 1274.

Gregorius memandang urusan pemilihan Paus sesuatu yang berbahaya dan serius, karena itu para rohaniawan mesti tetap dikurung, tapi dengan serangkaian aturan baru.

Dekrit inilah yang melandasi Konklaf hingga hari ini.

Kardinal yang dikurung tidak akan berlama-lama dalam diskusi panjang, terutama ketika mereka jauh dari kenyamanan istana mereka sendiri, hanya diizinkan satu pelayan dan tidur di sel sederhana.

Jika mereka membutuhkan waktu lebih dari tiga hari untuk memutuskan, mereka kehilangan hak atas beberapa kali makan sehari, menjadi satu kali saja.

Baca juga:

Deretan Operasi dan Penyakit Paus Fransiskus Sejak Belum Masuk SJ, Ada Hernia Hingga Operasi Paru-Paru

Intrik dan Kontroversi dalam Konklaf

Meski sudah menggunakan cara baru, ternyata Konklaf masih menghasilkan keputusan kontroversial dan tak lepas intervensi dari pihak luar.

Pada Konklaf tahun 1378, misalnya, muncul perdebatan tentang apakah Paus harus berada di Avignon, Prancis, atau Roma, Italia.

Kala itu, Kepausan sempat dijalankan di Avignon karena Raja Prancis ingin punya pengaruh besar atas Kepausan.

Saat Konklaf berlangsung, 20.000 orang berkumpul di Roma untuk meminta Paus terpilih berasal dari Roma.

Buku tentang Kepausan
Buku keren yang menggambarkan pemilihan Paus dengan sistem Konklaf. (Foto: SpringerLinks)

"Kami ingin Paus orang Roma, atau setidaknya orang Italia, atau kalian akan mati," kata sebagian mereka, seperti tersua dalam buku Behind Locked Doors: A History of the Papal Election karya Frederic J Baumgartner.

Konklaf terpengaruh oleh tekanan tersebut. Para rohaniawan berpura-pura memilih kardinal Italia tua bernama Bartlomeo Prignano sebagai Paus untuk membubarkan kerumunan.

Ia mengambil gelar Paus Urbanus VI. Para rohaniawan mengira ia akan mengundurkan diri setelah kerumunan bubar, tapi mereka salah.

Urbanus VI menolak mundur sehingga para rohaniawan memilih Paus baru yang bergelar Clement VII.

"Itu satu-satunya waktu dalam sejarah di mana setidaknya sebagian besar dari kelompok kardinal yang sama memilih dua orang berbeda sebagai Paus,” kata Baumgartner.

Selama empat dekade berikutnya, ada dua sampai tiga Paus.

Akhirnya, Konsili Konstanz (1414-1418) meresmikan otoritas seorang Paus tunggal di Roma.

Pada Konklaf tahun 1605, para kardinal terlibat saling dorong karena ngotot menjagokan calonnya masing-masing. Akibatnya, seorang kardinal tua patah tulang.

Lain lagi dengan Konklaf tahun 1903. Konklaf ini diwarnai campur tangan Kaisar Austria Franz Joseph I yang memveto kandidat terdepan, Kardinal Mariano Rampolla.

“Kaisar menggunakan hak pengecualian, atau jus exclusivae, untuk memblokir pemilihan Rampolla,” kata Massimo Faggioli, profesor Teologi dan Studi Agama di Universitas Villanova, seperti dikutip Times.

Hak ini memungkinkan beberapa raja negeri Katolik untuk memveto kandidat kepausan.

Namun, tidak jelas alasan Kaisar Austria campur tangan.

Beberapa pihak mengatakan bahwa Rampolla tidak mendukung pemakaman Katolik untuk putra kaisar, Putra Mahkota Rudolf.

Penolakannya muncul karena menganggap putra mahkota tersebut bunuh diri, perbuatan yang dianggap dosa.

“Beberapa orang berspekulasi bahwa itu karena putranya bunuh diri,” kata Baumgartner.

Paus Pius X yang terpilih dalam Konklaf tersebut kemudaian melarang jenis veto tersebut.

Baca juga:

Hasil Rontgen Terbaru Paru-Paru Paus Fransiskus Tunjukkan Tren Positif

Konklaf Makin Rahasia

Setelah kontroversi pada 1903, Konklaf menjadi jauh lebih rahasia. Data tentang Konfklaf tahun 1549 bahkan lebih banyak ketimbang data Konklaf setelah 1903.

Data itu meliputi diari (catatan harian), laporan duta besar, dan jumlah suara.

"Semua itu ada dalam jumlah besar untuk sebagian besar pemilihan sebelum 1903,” kata Baumgartner.

Semakin rahasia proses konklaf, semakin mungkin teori konspirasi menyebar. Seperti dijelaskan Faggioli.

Kapel Sistina
Kapel Sistina, tempat berlangsungnya Konklaf. (Foto: Maus Trauden)

"Konklaf memiliki potensi menjadi lebih kontroversial pada abad ke-20 karena media massa dan sekarang pada abad ke-21 karena media sosial, media digital, krisis media arus utama, teori konspirasi, dan sejenisnya.”

Dalam Konklaf awal, para kardinal sebagian besar adalah orang Italia dan saling mengetahui politik masing-masing sehingga tidak banyak kejutan.

“Jumlah kardinal sangat kecil, dan mereka semua saling mengenal dengan baik,” kata Baumgartner, “Mereka tahu apa dosa mereka.”

Seiring bertambahnya jumlah kardinal pada abad ke-20, semakin mungkin para kardinal tidak mengenal semua orang di ruangan tersebut.

Jika ada Konklaf yang digelar di Kapel Sistina, Vatikan, bikin para kardinal menemukan rahasia tentang satu sama lain, kemungkinan itu terjadi pada abad ke-20 dan ke-21.

Sejarah panjang konklaf menunjukkan bagaimana institusi ini terus berkembang, menghadapi tantangan, dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Meskipun film Conclave menggambarkan dunia yang penuh dengan rahasia dan ketegangan, kenyataan di balik pemilihan paus sering kali lebih kompleks. (dru)

Baca juga:

Paus Fransiskus Tunjukkan Respons Positif terhadap Pengobatan, Pertama Kali sejak Dirawat di RS selama 3 Minggu

#Sejarah #Paus #Vatikan #Umat Katolik #Gereja Katolik
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya
5 September memperingati hari apa? Yup, setiap tahunnya menjadi hari yang sarat makna bukan hanya bagi umat Islam di Indonesia
ImanK - Kamis, 04 September 2025
5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya
Lifestyle
4 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui
4 September Memperingati Hari Apa: 1. Hari Pelanggan Nasional, 2. International Hijab Solidarity Day, 3. Hari Kacang Macadamia Nasional, selengkapnya
ImanK - Rabu, 03 September 2025
4 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui
Indonesia
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan
Sejarah bukan benda mati, melainkan sesuatu yang membuat diri kita ada hari ini
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan
Lifestyle
2 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Uniknya
2 September memperingati hari apa? 1. Hari Kemerdekaan Vietnam, 2. Hari Kelapa Sedunia, 3. Hari Kemerdekaan Transnistria, selengkapnya
ImanK - Senin, 01 September 2025
2 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Uniknya
Fun
29 Agustus Memperingati Hari Apa? DPR RI Ulang Tahun!
29 Agustus memperingati hari apa: 1. Hari Ulang Tahun DPR RI, 2. Hari Melawan Uji Coba Nuklir Internasional, 3. Hari Olahraga Nasional India, selengkapnya
ImanK - Kamis, 28 Agustus 2025
29 Agustus Memperingati Hari Apa? DPR RI Ulang Tahun!
Lifestyle
27 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Kejadian Penting Dunia
27 Agustus Memperingati Hari Apa? 1. Pekan Keadilan Sosial di Australia, 2. Tumpek Kandang di Bali, 3. Hari Kemerdekaan Moldova, selengkapnya
ImanK - Selasa, 26 Agustus 2025
27 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Kejadian Penting Dunia
Lifestyle
25 Agustus Memperingati Hari Apa? Begini Catatan Menariknya
25 Agustus Memperingati Hari Apa: 1. Hari Songun (Korea Utara), 2. Hari Perumahan Nasional, 3. Hari Kemerdekaan Uruguay, selengkapnya
ImanK - Minggu, 24 Agustus 2025
25 Agustus Memperingati Hari Apa? Begini Catatan Menariknya
Lifestyle
24 Agustus Memperingati Hari Apa? Dari Hari TV Nasional hingga Deklarasi Ukraina
24 Agustus memperingati hari apa? 1. Hari Televisi Nasional: Jejak Lahirnya TVRI, 2. Hari Burger Nasional, selengkapnya
ImanK - Sabtu, 23 Agustus 2025
24 Agustus Memperingati Hari Apa? Dari Hari TV Nasional hingga Deklarasi Ukraina
Fun
23 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Tokoh, dan Peristiwa Penting Dunia
23 Agustus Memperingati Hari Apa: 1. Cheap Flight Day, 2. Hari Internasional Mengenang Perdagangan Budak, 3. Black Ribbon Day, selengkapnya
ImanK - Jumat, 22 Agustus 2025
23 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Tokoh, dan Peristiwa Penting Dunia
Fun
21 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Momen Bersejarah yang Layak Diketahui
21 Agustus Memperingati Hari Apa: 1. Hari Internasional untuk Mengenang Korban Terorisme, 2. Hari San Martín di Argentina, selengkapnya
ImanK - Kamis, 21 Agustus 2025
21 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Momen Bersejarah yang Layak Diketahui
Bagikan