Artis Indonesia

Mengenang Kehidupan Artis Tiga Zaman Laila Sari

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 21 November 2017
Mengenang Kehidupan Artis Tiga Zaman Laila Sari

Laila Sari (MP/Muchammad Yani)

Ukuran:
14
Audio:

MENINGGALNYA aktris senior Laila Sari di kediamannnya pada Senin, (21/11) malam di Jalan Badila I, No. 1, Rt/Rw 003/04, Tangkiwood, Jakarta Barat, memang menyisakan duka yang cukup mendalam bagi insan seni Indonesia.

Wanita yang mengewalali karirnya sebagai seorang pemain sandiwara dan penyanyi itu bahkan sudah bermain film di era Orde Lama yakni "Dinamika" (1955) dan "Peristiwa 10 November" (1956).

Di era keemasannya, ia bahkan sempat beberapa kali mengeluarkan piringan hitam. Salah satu lagu yang wanita kelahiran Padang Panjang, Hindia Belanda, 4 November 1935 itu adalah "Mama Janda".

Laila Sari (Foto: screenshot/kitabisa.com)

Sayangnya, keahlian Laila Sari dalam dunia seni peran dan tarik suara tak berbanding lurus dengan kehidupannya. Ia hidup secara sangat sederhana bahkan amat memprihatinkan di Tangkiwood, Jakarta Barat.

Padahal di daerah tersebut adalah tempat yang dulu banyak mencetak selebritis berbakat seperti Aminah Cendrakasih dan (alm) Bing Slamet. Sebelum meninggal Laila adalah satu-satunya generasi seniman yang tinggal di daerah tersebut.

Laila Sari menghembuskan nafas terakhir setelah dapat dana Rp 148 Juta Lebih

Kehidupan yang amat memprihatinkan tersebut akhirnya menggugah orang untuk membuat penggalangan dana di Kitabisa.com. Sebanyak Rp 148 juta lebih terkumpul untuk membiayai kehidupan Laila.

"Saat ini beliau tinggal bersama anak angkat, cucu, dan cicitnya.Kondisi ekonomi mpok Laila kini sungguh memprihatinkan. Beliau tinggal di rumah sederhana dengan atap yang bocor. Selain itu beliau juga sering menunggak tagihan listrik dan air. Mpok Laila juga sering harus berhutang untuk membeli makan ke warung nasi," tulis situs tersebut sambil menampilkan kondisi rumah Laila.

Kondisi luar rumah Laila Sari (Foto: screenshot/kitabisa.com)
Kondisi luar rumah Laila Sari (Foto: screenshot/kitabisa.com)

Hal yang cukup mengejutkan adalah, hari dimana penggalangan itu ditutup adalah hari Laila Sari menghembuskan nafas terakhirnya. Seakan, penggalangan dana itu adalah sebuah pertanda dari Illahi.

Kini kita hanya bisa mengenang beliau dari karya-karyanya saja. Selamat jalan Nenek Laila. (*)

#Laila Sari
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Bagikan