Menengok Keindahan Museum Kebangkitan Nasional


Diorama para pelajar STOVIA. (Merahputih.com/Noer Ardiansjah)
RAUNGAN deru mesin kendaraan disertai semburan sinar matahari menyengat, seolah sirna begitu merahputih.com memasuki kompleks Museum Kebangkitan Nasional di Jalan Abdul Rahman Saleh, Senen, Jakarta Pusat.
Desir angin bersemilir diiringi celotehan beberapa burung kecil, seakan membuat hati berada jauh dari kerumunan aktivitas ibu kota. "Museum ini sangat asri," kata Kepala Seksi Penyajian dan Layanan Edukasi Museum Kebangkitan Nasional Sujiman. "Sangat jarang di Jakarta, suatu tempat yang begitu asri dengan banyaknya pepohonan, angin yang sepoi-sepoi, serta kicau beberapa burung."

Lelaki yang sudah 17 tahun menjadi salah satu penggawa museum itu, tampak bahagia menggeluti pekerjaannya dengan keadaan yang sedemikian tenang di antara riuh beberapa kendaraan.
Adapun Museum Kebangkitan Nasional itu sendiri merupakan salah satu situs cagar budaya yang menyajikan informasi dan koleksi benda-benda bersejarah berkaitan dengan Sejarah Kebangkitan Nasional.
Tidak hanya itu, keaslian bangunan museum pun menambah nilai plus tersendiri dengan menyimpan segudang keindahan panorama yang sangat memanjakan mata.

"Dulunya adalah tempat Sekolah Kedokteran Boemi Poetra atau Sekolah Kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sebelum ada sekolahan ini, sudah ada sekolah yang bernama Sekolah Kedokteran Jawa dibentuk pada tahun 1851," kata Sujiman kepada merahputih.com sambil berkeliling museum.
Museum Kebangkitan Nasional, tambah Sujiman, selain dijadikan sekolah, dahulunya juga merupakan tempat berkumpulnya pemuda pribumi untuk menggulirkan sebuah gagasan untuk bangsa. Karena itu, dari STOVIA pula kemudian timbul pelbagai macam organisasi-organisasi kepemudaan yang mendorong akan kebangkitan bangsa.
Adapun penyajian informasi melalui ruang pameran yang berada di Museum Kebangkitan Nasional, di antaranya adalah ruang politik etis, ruang peragaan sekolah, ruang kelas STOVIA, ruang dosen STOVIA, asrama STOVIA, ruang laboratorium, ruang sejarah pergerakan nasional, dan ruang memorial Boedi Oetomo.

Hanya dengan merogoh koscek Rp 2 ribu untuk dewasa, Rp 1.000 anak-anak atau Rp 1.000 untuk dewasa (rombongan minimal 20 orang), Rp 500 anak-anak, dan untuk wisatawan asing Rp 10ribu, kita dapat menyelami lebih dalam segala diorama dan benda-benda bersejarah lainnya yang berada dalam museum tersebut.
Penasaran, seperti apa kemegahan serta keindahan Museum Kebangkitan Nasional?
Silakan ajak keluarga maupun sahabat terdekat Anda untuk kenal lebih dalam museum yang lokasinya persis di belakang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat. Untuk jam buka museum, Selasa - Minggu dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Sedangkan Senin/hari libur, museum tutup.
Bagikan
Berita Terkait
Makna dan Logo Hari Kebangkitan Nasional Ke-116, Menuju Indonesia Emas

Hari Kebangkitan Nasional 2024: Merayakan Semangat Kebangsaan dan Persatuan Indonesia
