Menelusuri Sejarah Benda Kuno di Rumah Kayu Goen


Alat pembuatan kopi kuno yang digunakan oleh warga peranakan Tionghoa atau Cina Benteng di dapur rumah kebaya, Rumah Kayu Goen, Tangerang, Banten. (Foto: MerahPutih/Wid)
MerahPutih Wisata – Mengumpulkan benda-benda kuno dan antik, tidak hanya sekadar memberikan kepuasan batin bagi kolektornya, namun juga memberikan manfaat besar bagi orang lain. Karena, secara tidak langsung telah memberikan pendidikan, serta menambah wawasan bagi penikmatnya.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Goenawan Wijaya. Dengan menyulap rumah tinggalnya menjadi sebuah museum yang dikenal dengan nama Rumah Kayu Goen, masyarakat dapat mengetahui banyak hal dari benda-benda kuno yang ada di dalamnya.
Salah satu benda bersejarah yang ada di Rumah Kayu Goen adalah lokomotif kuno yang dibawanya dari bekas salah satu pabrik gula di daerah Padang, Sumatera Barat. Lokomotif kuno ini diproduksi di Jerman pada tahun 1901.
“Dulunya, ini kepala lokomotif kereta api pabrik gula di Padang, yaitu pada masa penjajahan Belanda,” ungkap Yudianto (36), salah seorang pemandu di Rumah Kayu Goen kepada merahputih.com, Minggu (25/09).
Lokomotif kereta api kuno yang terdapat di Rumah Kayu Goen, Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: MerahPutih/Wid)
Ia juga mengungkapkan, lokomotif tua ini juga hampir sama dengan lokomotif yang ada di Museum Ambarawa, Jawa Tengah. “Hampir sama dengan yang di Museum Ambarawa, cuma lebih tua yang di sana sedikit,” katanya.
Benda bersejarah lainnya yang ada di Rumah Kayu Goen adalah rumah kebaya atau rumah warga peranakan Tionghoa yang dikenal dengan istilah Cina Benteng (Ciben), yang usianya sudah berabad-abad.
Warga peranakan Tionghoa atau Ciben ini mulai masuk ke Tangerang diperkirakan sekitar tahun 1407, yaitu ketika rombongan Chen Ci Lung atau Ha Lung terdampar di Teluk Naga, salah satu daerah pesisir utara wilayah Tangerang yang saat ini menjadi salah satu nama kecamatan di wilayah Kabupaten Tangerang. Chen Ci Lung atau Ha Lung bersama dengan rombongannya ini menikah dengan penduduk lokal. Dari situlah cikal-bakal warga peranakan Tionghoa atau Ciben. (Wid)
BACA JUGA: