Mendongeng pada Anak-Anak Baik untuk Otak
Membacakan buku pada anak-anak sangat baik untuk perkembangan. (Foto: pixabay/vborodinova)
MENDONGENG mungkin sudah jarang dilakukan oleh para orangtua. Rutinitas keseharian yang sangat padat biasanya hanya melihat anak sudah tertidur ketika kembali ke rumah.
Sayang jika anak-anak tidak mendapatkan sentuhan kehangatan orangtuanya. Salah satu cara untuk memberikan kehangatan pada anak-anak adalah dengan membacakan cerita atau mendongeng. Seperti yang dituliskan dalam laman lifehack, semakin sering anak-anak mendapatkan dongeng maka semakin baik mereka melakukan aktivitasnya, seperti di sekolah.
Adanya buku yang didongengkan akan memicu anak-anak untuk lebih mencintai buku. Buku-buku dongeng yang sudah dibeli dapat dimasukan dalam perpustakaan keluarga yang bisa kemudian diturunkan kelak ketika anak- menikah dan memiliki keluarganya sendiri.
Paling tidak dalam era digital ini sudah banyak aplikasi yang memuat berbagai e-book yang layak untuk dibacakan pada anak-anak. Jadikanlah gawai Anda memiliki manfaat lebih selain bersosialmedia.
Membacakan buku dengan suara jelas ternyata dapat membuat perkembangan otak anak lebih baik. Selama ini penelitian sudah membuktikan anak-anak yang sering didongengkan oleh orangtuanya di rumah, memiliki riwayat akademik yang baik.
Peneliti dan dokter membuktikan bahwa memang ada pembuktian perkembangan otak anak yang sesungguhnya pada partisipan yang kerap didongengkan atau dibacakan cerita. Hasil dari MRI menjabarkan bahwa otak anak-anak umur 3-5 tahun yang dibacakan cerita terlihat lebih aktif. Terutama pada kemampuan komprehensi naratif dan visualisasi gambar. Bagian dari otak itu beraktivitas penuh ketika mendengarkan cerita yang dibacakan.
Kemampuan anak-anak pada bagian-bagian lainnya juga berkembang dengan baik. Anak-anak yang yang orangtuanya membacakan cerita dengan suara yang jelas dan keras, ternyata memiliki penguasaan bahasa dan atribut kata-kata yang baik. Bahkan memiliki pemaham kontekstual yang bagus, mengungkapkan pendapatnya dengan pemilihan kata yang jelas dan baik. Anak-anak itu juga memiliki stamina yang bagus dalam membaca buku.
Kebalikan dari anak-anak yang tidak pernah didongengkan memiliki kemampuan bahasa dan kosa kata yang sangat rendah. Termasuk pula malas untuk membaca buku. Begitu juga kemampuan komprehensi narasi yang sangat buruk. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Keong Mas, Dongeng Legendaris dari Jawa Timur
Kak Odin, Jadi Pendongeng Tidak Sulit