Mendidik Anak untuk Tertib di Masjid dengan Benar


Ilustrasi (Foto: Pixabay.com)
"Jika kalian tidak lagi mendengar gelak tawa anak-anak di antara shaf-shaf Shalat di masjid-masjid, maka waspadalah, saat itu kalian dalam bahaya"
Quote di atas bukanlah datang dari motivator, bukan pula datang dari kyai-kyai ternama yang kini sedang naik daun. Konon kalimat tersebut datang dari mulut penakluk Konstantinopel, Sultan Mehmed II atau lebih dikenal dengan Muhammad Al Fatih.
Memperkenalkan anak ke masjid sejak dini memang sangat dibutuhkan. Dengan begitu, sang anak akan mengerti rutinitas yang dilakukan oleh umat muslim. Memperkenalkan sang anak dengan masjid juga membuat mereka semakin mencintai agamanya.

Namun, kini canda tawa anak kecil sudah jarang didengar. Bahkan ada satu warganet yang memposting sebuah foto larangan untuk membawa anak-anak ke dalam masjid. Alasannya sederhana, "ganggu yang lain".
Nah, untuk itu, kali ini merahputih.com sedikit memberikan pengetahuan untuk mendidik anak agar tertib di masjid dengan benar. Apa saja itu?
Pahamilah bahwa mereka masih anak-anak
Ini yang sering dilupakan oleh orang dewasa. Banyak yang lupa bahwa anak-anak memang masih senang bermain. Mereka belum bisa menentukan mana yang salah dan mana yang benar.
Sebuah teguran tentu diperbolehkan agar membuat anak mengerti jika apa yang dilakukan salah. Namun, ketika teguran tersebut berubah menjadi larangan untuk datang ke masjid, tentunya hal ini amat sangat disayangkan.
Buatlah perjanjian sebelum menuju masjid
Dengan logika sederhana yang dimiliki oleh sang anak tentunya anak mudah mencernanya. Daripada dimarahi tiap hari, anak-anak biasanya lebih tanggap jika ada deal-deal yang menguntungkan mereka. Misal "Nanti jangan berisik ya di masjid. Kalau tenang nanti ayah belikan permen".
Nasihati baik-baik di rumah
Berkaitan dengan poin nomor dua, jika anak Anda melanggar apa yang dijanjikan, sebisa mungkin jangan dipermalukan di depan umum atau dimarahi di depan teman-temannya. Jika hal tersebut terjadi mungkin mereka akan berontak.
Ajaklah mereka komunikasi dua arah, dengan begitu anak-anak bisa bertanggungjawab dan mengerti jika apa yang mereka lakukan itu salah. Anda harus ingat jika anak zaman sekarang karakternya berbeda dengan anak zaman dulu yang dimarahi habis-habisan atau dipukul sapu langsung diam.
Pisahkan tempat salat anak dan dewasa
Terakhir adalah pemisahan tempat salat anak dan dewasa. Daripada melarang mereka, cara ini cukup efektif agar orang dewasa tetap khusuk dalam beribadah. Atau cara lainnya, pisahkan satu anak dengan anak yang lain dalam salat.
Sahabat Merahputih, itulah sedikit tips yang bisa Anda praktikan untuk membuat anak Anda mencintai masjid sejak dini. Ingat sebuah hadist "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu : Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak shaleh" (HR. Muslim No. 1631).
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Islam Menurut Deddy Corbuzier
Bagikan
Berita Terkait
Delta Force Mobile Meluncur: Simak Panduan Sekaligus Trik untuk Pemain Baru

Brick Rod Fisch: Semua Title yang Dibutuhkan dan Cara Mendapatkannya

Ini 3 Cara Jitu Buat Gen Z Anti Telat Sampai Tujuan Biar Wara wiri di Jakarta Hemat Waktu

Tips dan Trik Starlink, Penting untuk Optimalkan Koneksi Internet

Cara Dapatkan Foto Malam Aesthetic: Simak Tips dan Trik Ini

Polusi Udara Marak, Tubuh Harus Tetap Gerak

Pahami Hal ini Sebelum Memelihara Kelinci

Sering Sulit Menentukan? Coba Trik ini untuk Atasi Pilihan Pelik

Lakukan Cara Ini untuk Pererat Hubungan Anak dan Orangtua
