Membuktikan Perkataan Bupati Fauzan Khalid, Lombok Telah Bangkit

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 11 Desember 2018
Membuktikan Perkataan Bupati Fauzan Khalid, Lombok Telah Bangkit

Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 (MP/Muchammad Yani)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SEMPAT ingin mengurungkan niat untuk terbang ke Lombok menghadiri Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018. Bencana yang beberapa waktu lalu terjadi di Lombok Timur dan sebagian Lombok Barat membuat saya ragu apakah keindahan Lombok tetap sama seperti cerita orang-orang. Terlebih Senggigi, tempat diadakannya acara adalah salah satu daerah terdampak cukup parah di Lombok Barat.

Namun, rasa penasaran dan ingin membuktikan perkataan Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid membuat saya meyakinkan diri untuk melihat langsung kondisi Senggigi panca beberapa bulan setelah gempa. Sebelum ini Fauzan mengatakan kepada Merahputih.com bahwa Lombok telah bangkit dari keterpurukan.

"Masyarakat Lombok itu kuat insya allah, tidak down. Kita terpuruk satu bulan lah, kalau sekarang sudah relatif seperti biasa, sudah bangkit," ucapnya kepada Merahputih.com usai mengadakan konferensi pers di FX Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).

1. Sempat terpuruk

Pantai Senggigi, spot terbaik menikmati sunset di Lombok Barat (MP/Muchammad Yani)
Pantai Senggigi, spot terbaik menikmati sunset di Lombok Barat (MP/Muchammad Yani)

Terbang beberapa jam sebelum acara, saya bertemu dengan wartawan lain yang hendak meliput Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018. Beberapa wartawan memang dijadwalkan terbang ketika hari H, sementara yang lainnya lebih dulu ada di sana.

Sesampainya di Bandara Internasional Praya, saya bersama beberapa wartawan lain dijemput. Kebetulan driver kami adalah orang dari suku Sasak, suku asli Lombok. Jadi sedikit banyak ia tahu tentang tradisi, budaya serta destinasi wisata di Lombok. Selain ia juga sempat merasakan langsung dampak bencana gempa.

Jarak dari bandara ke Senggigi memakan waktu sekitar 1 jam. Sambil mengendarai mobil berjenis Xenia, sang driver menjelaskan kalau gempa berdampak sangat buruk bagi perekonomian masyarakat di Lombok. Bahkan ia mengaku sempat tidak mendapat pelanggan selama tiga bulan pasca gempa. "Iya, saya tiga bulan di rumah aja. sepi banget," ujarnya dengan logat khas masyarakat Lombok.

Beruntung, seiring berjalannya waktu, para wisatawan secara perlahan mulai kembali ke Lombok. Meski belum seramai dulu, saya bisa melihat beberapa bule berseliweran selama dalam perjalanan, terutama ketika sudah dekat dengan Pantai Senggigi.

2. Masyarakat Lombok telah Move On

Mandiri Sengggi Sunset Jazz membuktikan Lombok telah bangkit (MP/Muchammad Yani)
Mandiri Sengggi Sunset Jazz membuktikan Lombok telah bangkit (MP/Muchammad Yani)

Acara yang sudah diadakan selama tiga tahun ini dijadwalkan mulai pukul 15.45 Wita. Pada awalnya, penonton acara ini tidak terlalu banyak. Dalam benak, kembali muncul keraguan apakah masyarakat Lombok benar-benar telah move on. Namun, keraguan itu mulai terbantahkan ketika acara semakin memanas.

Beberapa musisi ibu kota seperti Andien, RAN, Pusakata, Eva Celia hingga Vina Panduwinata mampu menghibur para penonton yang jumlahnya sudah tak terhitung lagi. Dengan menyanyikan lagu-lagu populer, setiap musisi mampu menghipnotis penonton hingga bernyanyi bersama.

Langit sempat mendung, namun, para pengunjung tak hirau jika tiba-tiba hujan. Semilir angin laut dan suasana sunset di Senggigi membuat siapa saja terpesona. Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 berakhir sekitar pukul setengah 12 malam yang ditutup dengan lagu-lagu dari Vina Panduwinata.

3. Bangunan runtuh kembali berdiri

Beberapa bangunan yang hancur pasca gempa (MP/Muchammad Yani)
Beberapa bangunan yang hancur pasca gempa (MP/Muchammad Yani)

Acara telah selesai, saya beserta wartawan lain kembali ke hotel untuk mengistirahatkan diri. Kami memang tidak memiliki agenda lagi dan tinggal menunggu jadwal pesawat pulang. Namun, saya dan teman sekamar dari MNC memiliki rencana untuk mencari souvenir di Pasar Seni, Senggigi keesokan harinya. Kebetulan dari hotel ke tempat tujuan sekitar 200 meter. Setidaknya menurut karyawan hotel.

Sekitar pukul 11.00 Wita, kami berdua berjalan kaki menyusuri jalan di dekat Pantai Senggigi. Sengatan matahari begitu terasa di kulit. Tapi kami memakluminya karena memang begitulah suasana pantai jika siang hari. Sepanjang jalan ada banyak kios-kios kecil yang menyewakan kendaraan. harganya variatif. Untuk kendaraan roda dua mulai Rp50 ribu dan mobil Rp300 ribu per hari.

Hal yang cukup mencolok dari pasca gempa adalah bangunan rusak. Beberapa diantaranya tutup sementara waktu, namun ada juga yang mulai membangun kembali. Hal ini membuktikan kalau warga Lombok memang sudah move on atas peristiwa beberapa bulan lalu. Sesampainya di Pasar Seni, kami berdua memutuskan untuk membeli oleh-oleh berupa perhiasan dari mutiara. Puas dengan barang-barang yang dibeli, kami memutuskan untuk kembali ke hotel.

#Gempa Lombok #Wisata Lombok #Pesona Lombok
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Travel
Destinasi Wisata Alam di Indonesia, Terbaik di Dunia
Lombok berhasil memanjakan mata para wisatawan yang berkunjung.
P Suryo R - Senin, 03 April 2023
Destinasi Wisata Alam di Indonesia, Terbaik di Dunia
Bagikan