Memaknai Pulang lewat Film Pendek 'Rumah'

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 18 Mei 2020
Memaknai Pulang lewat Film Pendek 'Rumah'

Film pendek Rumah mengajak kita memaknai rumah. (foto: istimewa)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DI kala hari raya seperti sekarang, pulang ke rumah seperti keharusan. Namun, pembatasan di segala lini membuat hal itu tak mungkin. Banyak yang menahan rindu akan keluarga dan rumah. Di antara semua itu, para pekerja di bidang kesehatan menanggung kerinduan akan rumah sejak pandemi menyerang.

Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya berjuang di garda terdepan agar kita meinang melawan pandemi ini. Kita tahu perjuangan mereka di bidang pekerjaan, tapi bagaimana dengan pergulatan emosi ketika meninggalkan keluarga? Keluarga mereka lah yang paling cemas menunggu mereka pulang ke rumah. Lewat film 'Rumah', kita bisa lihat bagaimana keluarga pekerja medis menghadapi pandemi ini. Berjuang untuk menjadi pemeinang di tengah pandemi.

BACA JUGA: Kisah Adit Insomnia Siaran Radio dari Rumah saat Pandemi COVID-19

Dengan sebuah film pendek dari Motion Capture Indonesia, kita diajak memaknai lebih dalam tentang apa arti rumah. Film pendek yang dibuat di tengah pandemi COVID-19 ini berkisah tentang seorang Hugo yang memutar ingatan ke masa kecilnya. Hugo kecil tumbuh di tengah wabah virus COVID-19 yang melanda dunia di 2020. Orangtua Hugo menghadapi tantangan yang cukup besar, baik dari segi mental, fisik, maupun ekonomi.

Ayah Hugo yang pekerja lepas kebingungan mencari jalan keluar untuk membiayai hidup
mereka sehari-hari. Ia ingin keluar rumah untuk mencari nafkah. Bunda Hugo yang
bekerja sebagai perawat harus berada di tempat kerja demi menjalankan tugas, padahal dia ingin
pulang ke rumah agar bisa bersama orang-orang tercintanya. Pengalaman masa kecil di masa pandemi membentuk kepribadian Hugo hingga ia dewasa.

Sutradara film Rumah, Arie Oramahi, menyebut film ini sebagai respons spontan atas situasi yang terjadi saat ini. Masyarakat mengalami euforia sesaat karena bisa berada di rumah saja untuk bersantai dan beristirahat. Namun, secara khusus, ketika harus berada di rumah untuk jangka waktu yang tak tentu, keresahan mulai timbul. Banyak yang mengeluh karena merasa bosan di rumah saja. Mati gaya, katanya. Padahal para garda terdepan pelayanan kesehatan dan masyarakat sibuk berperang melawan bahaya setiap harinya. Serta para pekerja harian, termasuk pekerja film dan audiovisual, gamang menghadapi ketidakpastian nasib dapur mereka.

Lebih jauh, produser film Rumah, Robertus Wahyu Dewanto mengatakan film pendek Rumah menjadi suatu wujud ekspresi untuk bisa tetap berkarya di tengah keterbatasan yang ada. "Syuting dengan tetap di rumah masing-masing dan cukup dengan peralatan yang ada di rumah masing-masing," ujarnya.

film pendek rumah
Film pendek Rumah. (foto: istimewa)

Dengan memotret kondisi sebuah keluarga kecil di tengah pandemi ini, kata Robertus, film pendek bisa menjadi bahan refleksi ke diri kita masing-masing. "Lewat film ini, aku berusaha memberikan pertanyaan untuk penonton, apakah rumah memang sekadar bangunan fisik tempat kita semua pulang?" ujar Arie.

Setelah nonton film pendek Rumah, Merahputih.com mengajak kamu ngobrol dengan Arie Oramahi lewat live Instagram di akun IG @newsmerahputih pada Rabu (20/5) pukul 16.00. Ingat untuk join ya.(dwi)

BACA JUGA: Marcello Tahitoe Ajak Musisi Tetap Produktif Di Tengah Pandemi COVID-19

#MEInang
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Bagikan