Megawati Jadikan Pancasila Rujukan Atasi Ketidakadilan Struktur Dunia

Megawati Soekarnoputri mengukuhkan pengurus Jaringan Kota-Kabupaten Tapak Sejarah Bung Karno (Jaket Bung Karno). (Dok.PDIP)
MerahPutih.com - Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri meyakini Pancasila mampu menjadi solusi atas struktur dunia saat ini yang cenderung tidak adil.
“Pancasila terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa. Pancasila juga menjadi jawaban atas struktur dunia yang tidak adil,” demikian amanat Megawati yang dibacakan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6).
Menurut Megawati, melalui Pancasila, Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno memperjuangkan suatu tatanan dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Sebab apa yang terjadi dengan feodalisme, liberalisme, kapitalisme, hingga komunisme, semua memiliki sejarah penjajahan.
“Sesuatu hal yang ditentang oleh Bung Karno selama hidupnya. Pancasila dalam visi geopolitik ini sangat penting. Dengannya, Indonesia bertekad menjadi taman sari dunia,” tulis Megawati.
Baca juga:
Megawati Kurang Sehat Absen Upacara Harlah Pancasila di Ende, Amanat Dibacakan Hasto
Megawati pun menceritakan soal amanat sebagai juri Zayed Award Human Fraternity, sebuah lembaga kemanusiaan dan perdamaian antar umat manusia sedunia yang didirikan Grand Syekh Al Azhar Mesir Prof Ahmed Thayeb dan Sri Paus Fransiscus, dua orang tokoh dunia Islam dan Katolik.
Orang nomor satu di PDIP itu pun menyakini kepercayaan kepada kedua tokoh agama dunia tersebut seakan merekonstruksi sejarah dialog Bung Karno dengan tokoh Katolik Pater Yohanes Bouma dan Pater Gerardus Huijtink dari Serikat Sabda Allah, dengan KH Ahmad Hasan seorang tokoh Persis dari Bandung saat Bung Karno diasingkan di Kota Ende ini. (Pon)