Masyarakat Lega KPU Umumkan Parpol yang Calegnya Tidak Ada Napi Koruptor

Founder KedaiKOPI Dr. Hendri Satrio. (Instagram hendri.satrio)
Merahputih.com - Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri B Satrio menilai partai-partai yang tidak mempunyai caleg eks napi koruptor merupakan citra yang baik bagi partai tersebut. Namun, ia mengingatkan, agar hal itu jangan sekadar dijadikan 'gimmick' belaka.
Menurutnya, partai yang bersih memang potensial menjadi partai besar di masa depan. Hal itu diyakininya akan mendongkrak elektabilitas. Namun hal itu kembali pada caleg-caleg dan politisi di dalamnya.
"Bagus ketika KPU mengumumkan partai politik yang calegnya tidak ada napi koruptor, masyarakat akan lega, dan bisa menjadikan hal itu sebagai pilihan. Namun jangan berhenti di situ saja, partisipasinya nanti di legislatifnya bagaimana?" ujar Hendri, Selasa (5/2).
Hendri menilai caleg-caleg dari partai itu harus berhasil memperbaiki DPR dengan menyelesaikan Undang-Undang yang pro terhadap pemberantasan korupsi.
Sementara, menurut Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Donny Gahral Adian politik tanpa mahar yang dilakukan oleh Partai NasDem bagi para kader yang ingin maju dalam kontestasi pemilu, menjadi salah satu langkah positif.

"Itu salah satu langkah yang harus ditiru juga. Hanya persoalannya, meski tanpa mahar, kemudian ketika menjabat jangan sampai tergoda oleh korupsi, tergoda melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Itu persoalannya," ucap Donny.
Menurut dia, permasalahan korupsi tidak akan bisa tuntas selama pembiayaan politik masih cukup tinggi. Oleh karena itu, sebagaimana dikutip Antara, upaya yang dilakukan NasDem patut dicontoh.
Sementara, partai yang memberlakukan politik tanpa mahar itu justru memberikan beban tersendiri bagi para caleg karena tidak ada alasan bagi para caleg ketika terpilih untuk 'bermain-main' mencari peluang guna mengembalikan modal dan utang biaya berpolitik.
"Rekrutmen harus didasarkan kompetensi, bukan berdasarkan kedekatan dan kekuatan finansial," sarannya. (*)