Masjid LauTze Sempat Dikira Vihara


Masjid LauTze, di jalan LauTze, Jakarta Pusat, Sabtu (20/6). (Foto: MerahPutih/Achmad)
MerahPutih, Megapolitan-Masjid LauTze memiliki peran penting bagi perkembangan Islam. Berbagai anggapan miring terhadap bangunan masjid yang terdiri dari empat lantai ini bermunculan.
"Ada yang begitu masuk bingung, saya masuk masjid atau markas Shaolin," ujar Yusman, Humas Masjid LauTze kepada Merahputih.com, di Jakarta, Sabtu (20/6).
Masjid ini didirikan sejak tahun 1991, namun baru diresmikan pada 1994. Lokasinya yang berada di daerah pecinan memunculkan banyak pertanyaan. Bahkan, tidak sedikit orang yang salah mengira masjid ini dengan klenteng.
Bangunan yang identik dengan warna merah dan kuning khas kelenteng ini juga pernah dianggap Vihara. Yusman menceritakan, pernah suatu kali datang seorang perempuan tua datang ke masjid LauTze. Nenek itu sempat membakar Hio (dupa) di dalam masjid.
"Dia sempat menyalakan Hio dan berdoa di sini," kata Yusman sambil menunjukkan tempat nenek tersebut berdoa di depan area imam.
Masjid LauTze di bawah naungan Yayasan Haji Karim Oei. Saat ini memiliki beberapa cabang di daerah, yakni BSD Serpong Tangerang Selatan, Bandung, Yogyakarta, Bima (NTB). Masjid yang terletak di Jalan Lautze 87-89 ini dinamakan LauTze, artinya Guru.
Yusman mengatakan, jam operasional masjid ini masih terbatas. Yakni antara pukul 9.00-17.00 WIB. Hal ini karena rumah pengurusnya sangat jauh dan selepas pukul 17.00 jamaah sudah sepi.
"Makanya kita dikenal masjid dua waktu shalat, Dhuhur dan Ashar," imbuh Yusman.
Pria yang tinggal di Tambun, Bekasi ini menuturkan saat Ramadan, satu kali dalam seminggu jam bukanya lebih lama. Yakni hari Sabtu, yang buka hingga selesai shalat Tarawih. (Mad)
Baca Juga:
Imam Salat Tarawih di Masjid LauTze 5 Orang Mualaf
18 Tahun Berdiri, Masjid LauTze Islamkan Ribuan Etnis Tionghoa