Manusia akan Berevolusi karena Krisis Iklim

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 11 Juni 2022
Manusia akan Berevolusi karena Krisis Iklim

Trik bertahan hidup umum mamalia ketika suhu melonjak cepat. (Foto: Pixabay/jplenio)

Ukuran:
14
Audio:

TAK disangka bahwa krisis iklim bukan hanya berpengaruh pada tanah, air dan udara saja. Namun kondisi ini dapat pula menyebabkan ukuran tubuh manusia menyusut. Ini didasari teori bahwa jika melihat mamalia dengan kerangka yang lebih kecil, mereka tampak lebih mampu menghadapi kenaikan suhu global, kata seorang pakar fosil Prof Steve Brusatte, ahli paleontologi di University of Edinburgh,dinukil dari The Guardian.

Dia mengungkapkan bahwa manusia harus dapat belajar cara untuk menghadapi periode perubahan iklim pada mamalia lainnya. Brusatte menyamakan potensi penderitaan manusia dengan evolusi kuda, yang menjadi lebih kecil dalam ukuran tubuh karena kenaikan suhu. Kondisi itu terjadi pada saat periode Paleosen Eosen Termal Maksimum.

Baca Juga:

'Darurat' DBD di Singapura Pertanda Perubahan Iklim

manusia
Prof Steve Brusatte, seorang pakar fosil berteori bahwa ukuran manusia bisa menyusut karena krisis iklim. (Foto: The Guardian)

“Ada catatan fosil di seluruh peristiwa pemanasan global. Namun ini benar-benar peristiwa pemanasan global besar terbaru dalam catatan geologis,” kata Brusatte

Dalam bukunya, The Rise and Reign of the Mammals, Brusatte mencatat bahwa hewan di bagian dunia yang lebih hangat saat ini seringkali lebih kecil daripada di daerah yang lebih dingin. Prinsip ekologi ini dikenal sebagai aturan Bergmann.

“Alasannya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin, sebagian, karena hewan yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih sempit dibandingkan dengan hewan yang lebih gemuk. Dengan demikian dapat melepaskan panas berlebih dengan baik,” tulis Brusatte dalam bukunya.

Brusatte dalam wawancaranya dengan The Guardian mengatakan, “Bahwa menjadi kecil adalah cara umum bagi mamalia dalam menghadapi perubahan iklim”.

Baca Juga:

Diet Ramah Lingkungan Melindungi Bumi

manusia
Manusia harus dapat belajar cara untuk menghadapi periode perubahan iklim. (Foto: Pexels/S Migaj)

Dia menambahkan, “Itu tidak berarti setiap spesies mamalia akan menjadi lebih kecil. Tetapi tampaknya itu adalah trik bertahan hidup umum mamalia ketika suhu melonjak cepat. Yang menimbulkan pertanyaan, jika suhu melonjak sangat cepat, mungkinkah manusia menjadi kerdil, mungkinkah manusia menjadi lebih kecil? Dan saya pikir itu pasti masuk akal.”

Brusatte berpendapat bahwa spesies manusia yang telah ditemukan menyusut ketika sumber daya langka, menunjuk pada apa yang disebut manusia hobbit, Homo floresiensis, yang pernah menghuni pulau Flores, Indonesia.

Dalam studi baru-baru ini, para peneliti yang mempelajari fosil manusia yang hidup jutaan tahun lalu, menyebutkan bahwa suhu adalah prediktor utama variasi ukuran tubuh.

Kemudian para ilmuwan yang mempelajari rusa merah menyebutkan bahwa musim dingin yang lebih hangat di Eropa utara dan Skandinavia dapat menyebabkan ukuran tubuh dari hewan besar tersebut menjadi lebih kecil. (Ref)

Baca Juga:

Langit Memerah, Badai Debu Hantam Negara-negara Teluk dan Suriah

#Lipsus Juni Sayangi Bumi
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Bagikan