Man United vs Tottenham, Menilai Kelayakan Pochettino Sebagai Calon Pengganti Mourinho


Jose Mourinho dan Mauricio Pochettino. Foto: zimbio
MerahPutih.com - Pekan ketiga Premier League akan menghadirkan laga seru yang mempertemukan Manchester United kontra Tottenham Hotspur di Old Trafford, Selasa (26/8) dini hari WIB.
Tottenham dalam momentum bagus menyusul dua kemenangan beruntun, namun dihadapkan pada tantangan untuk mengakhiri kutukan tak pernah menang di sana, di mana empat laga terakhir mereka di sana berakhir dengan kekalahan – semua terjadi di era Pochettino. Butuh melihat empat tahun silam untuk melihat kemenangan Tottenham di Teater Impian, kala tim dilatih Tim Sherwood.
Sorotan laga tidak hanya tertuju kepada rekor buruk Tottenham di sana, melainkan juga sosok dua manajer, Jose Mourinho dan Pochettino. Menurut berita yang dimuat Manchester Evening News (25/8), laga nanti tak ubahnya ujian atau penilaian jajaran direksi Man United kepada Pochettino, yang sudah musim lalu dirumorkan menjadi kandidat kuat pengganti Mourinho-selain Zinedine Zidane.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, nasib Mourinho terancam di Man United dan publik cukup yakin, musim ini jadi musim terakhirnya membesut Paul Pogba dan kawan-kawan. Terlepas dari rumor masalahnya dengan pemain atau jajaran direksi, Mourinho memang memasuki kontrak terakhirnya dengan Man United.
Melatih satu klub lebih dari tiga musim ibarat sebuah mukjizat untuk menggambarkan karier kepelatihan Mourinho. Maksimal dia hanya pernah melatih satu klub selama tiga musim – terlama, ketika membesut Chelsea di periode pertama dan Real Madrid, sisanya hanya dua musim dengan Inter Milan, FC Porto, dan periode kedua di Chelsea.
Sindrom ketiga itulah yang diyakini publik akan terulang lagi siklusnya musim ini. Pochettino, yang dirumorkan menjadi penggantinya, bisa belajar dari Mourinho untuk bersiap melatih Man United. Sir Alex Ferguson akan menilainya, begitu juga Ed Woodward, Executive Vice Chairman.
Diakui Ferguson dan Ideal Latih Man United
“Di babak kedua Southampton menjadi tim terbaik untuk bermain di sini (Old Trafford) musim ini. Kami beruntung menang,” ucap Ferguson kala mengantarkan United menang 2-1 kontra Southampton di tahun 2012. Pochettino masih melatih Southampton dan dia baru melatih di sana selama 12 hari.
Pengakuan secara tidak langsung diberikan Ferguson kepada Pochettino. Southampton kala itu bermain dengan high pressing dan merepotkan tuan rumah yang masih disegani lawan-lawannya di Inggris. Sejak saat itu, di beberapa kesempatan lainnya, Ferguson bertukar pikiran dan berbincang dengan Pochettino. Keduanya semakin saling mengenal satu sama lain dan Ferguson mulai mengakuinya sebagai salah satu manajer top di Inggris.
Waktu berlalu. Pochettino jadi salah satu manajer yang bersumbangsih besar mengembangkan sepak bola Inggris dengan kejeliannya mengorbitkan pemain muda, mengembangkan potensi mereka.
Adam Lallana, Luke Shaw, Nathaniel Clyne, Calum Chambers, dan Jay Rodriguez merupakan beberapa contoh yang dikembangkannya di Southampton. Di Tottenham lebih banyak lagi: Kyle Walker (kini di Manchester City), Danny Rose, Eric Dier, Harry Kane, Kieran Trippier, dan Dele Alli. Mereka dibawa oleh Gareth Southgate dalam skuat Inggris di Piala Dunia 2018.
Visi Pochettino itu bagus untuk strategi jangka panjang United yang memiliki talenta pada diri Angel Gomes, Tahith Chong, Andreas Pereira. Toh, strategi jangka pendek Mourinho sudah terbukti tidak berjalan baik musim lalu. Diberikan Nemanja Matic dan Romelu Lukaku oleh jajaran direksi, Mourinho tak mampu mempersembahkan satupun gelar.
Masih relatif muda pada usia 46 tahun, tidak banyak berulah atau memicu kontroversi, Pochettino ideal menggantikan Mourinho di Man United. Apalagi, dia mampu meningkatkan Tottenham dalam kurun waktu empat tahun dan menanamkan identitas sepak bola ofensif, enerjik dengan modal pemain-pemain muda bertalenta.
Pochettino belum menyempurnakannya dengan raihan trofi, namun perkembangan Tottenham dengan skuat ‘seadanya’ karena pemilik klub yang cenderung pelit mengeluarkan uang untuk membeli pemain, patut diapresiasi. Tottenham dalam dua musim terakhir lolos Kualifikasi Liga Champions dan finish di atas rival sekota, Arsenal.
Bisa dibayangkan apabila Pochettino melanjutkan segala hal yang sudah dilakukannya di Tottenham itu di Man United. Ferguson barangkali tersenyum lagi. Legenda-legenda yang menjadi pemerhati sepak bola juga tidak melulu mengkritisi mantan klubnya.
Palu keputusan terakhir dalam memilih pemain atau manajer yang datang sepenuhnya ada di tangan Woodward. Keluarga Glazer, pemilik United, sudah memberi tanggung jawab besar kepadanya. Ferguson, Sir Bobby Charlton, David Gill, figur-figur besar United memang kerapkali duduk bersama dengan jajaran direksi kala mengadakan pertemuan.
Akan tapi, keberadaan mereka tidak lebih dari ambasador atau perwakilan besar United yang memberi saran. Keputusan akhir tetap di tangan Woodward. Tak ayal, seraya berharap United kembali ke laju kemenangan saat melawan Tottenham, mereka juga akan menyeleksi Pochettino. Ferguson dan Woodward akan benar-benar mengamatinya. (*/Bolaskor)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Manchester United Raup Pendapatan Rp 15 Triliun, Kenapa Masih Rugi Besar?

Masa Depan Kobbie Mainoo Mulai Temui Titik Terang, Manchester United Dapat Tawaran dari Newcastle?

Andai Pecat Ruben Amorim, Manchester United Harus Bayar Kompensasi Rp 270 Miliar

Pemain Sudah Ragu, Petinggi Manchester United Masih Percaya dengan Ruben Amorim

Manchester United bak Mesin Penghancur Bakat Pemain

Manchester United Makin Bobrok, Ruben Amorim Jadi Pelatih Terburuk di Premier League

Dibeli Mahal, Benjamin Sesko Berpotensi Jadi 'Pemain Gagal' di Manchester United?

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Enggak Goyah di Puncak, Manchester United Makin Terjerembap ke Papan Tengah

Ruben Amorim Tak Bakal Ubah Filosofi Bermain Usai MU Dilumat Manchester City,

Derby Manchester jadi Milik The Citizen, Setan Merah Digilas 3 Gol Tanpa Balas
