Lawang Sewu, Masih Angkerkah Bangunan 'Berpintu Seribu' Itu?


Gedung Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: facebook.com/mazfirman)
MerahPutih Wisata - Bayangkan! Sebuah bangunan memiliki pintu seribu, seberapa besar bangunan itu? Benarkah ada bangunan berpintu seribu? Di Semarang, Jawa Tengah, kita bisa jumpai bangunan dengan nama itu: Lawang Sewu. Dalam bahasa Jawa "lawang" artinya pintu, "sewu" sama dengan seribu. Jadi, "Lawang Sewu" maknanya pintu seribu.
Namun, Lawang Sewu sebenarnya tidak memiliki pintu sebanyak itu. Yang jelas, bangunan ini memiliki sangat banyak jendela dengan ukuran cukup besar mirip pintu. Oleh sebab itu, masyarakat menyebutnya "Lawang Sewu".
Terletak di pusat kota Semarang, Lawang Sewu menyimpan banyak cerita. Bangunan ini merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Dibangun pada tahun 1904, gedung ini semula difungsikan sebagai kantor Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda (Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) atau kantor NIS.
Sang arsitek, Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag, merancang bangunan ini di Amsterdam, Belanda, pada tahun 1903. Begitu selesai hasil rancangan dibawa ke Semarang dan pembangunan dimulai tahun 1904 hingga selesai tahun 1907.
Setelah kemerdekaan, gedung megah berlantai dua ini dijadikan kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), kini PT Kereta Api Indonesia. Kodam IV Diponegoro juga pernah menggunakan bangunan ini untuk kantor. Demikian pula, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Gedung Lawang Sewu menjadi saksi bisu ketika terjadi pertempuran hebat antara pasukan Republik Indonesia dengan tentara Jepang. Pertempuran yang berlangsung dari tanggal 14 hingga 19 Oktober 1945 itu kini dikenng dan dikenal sebagai peristiwa "Pertempuran Lima Hari" yang setiap tahun diperingati masyarakat dan pemerintah kota Semarang.
Karena nilai sejarahnya Pemerintah Kota Semarang telah menetapkan Lawang Sewu sebagai bangunan kuno yang dilindungi. Bangunan ini juga menjadi salah satu obyek wisata di Ibukota Jawa Tengah ini.
Masih Angker?
Sebagai tempat wisata Lawang Sewu cukup menarik. Selain nilai hisorisnya tinggi, bentuk bangunannya cukup unik. Bentuk bangunannya yang berkesan sangat kokoh, tinggi, menyerupai bangunan-bangunan di Eropa.
Seorang pengunjung berpose di salah satu ruang diGedung Lawang Sewu Semarang. (Foto: facebook.com/nonnaOlive)
Deretan pintu dan jendela-jendelanya yang berukuran raksasa menarik menjadi obyek fotografi dan lukisan. Banyak pengunjung berfoto ria, selfie, dengan latar belakang deretan pintu-pintu ataupun jendela-jendela yang menciptakan perspektif tertentu.
Sebuah lokomotif kuno yang ditempatkan di halaman gedung Lawang Sewu, juga menjadi obyek berselfie para pengunjung.
Di gedung ini ini terdapat ruang bawah tanah. Konon dulu digunakan sebagai tempat penyiksaan oleh tentara Jepang. Juga ada sebuah sumur tua, yang dibuat untuk sumber air pada waktu itu.
Kisah-kisah mistis banyak beredar terkait Lawang Sewu, khususnya di ruang bawah tanah dan sumur tua ini. Terlebih setelah sebuah stasiun TV nasional pernah menjadikannya tempat syuting acara yang berkisah tentang hantu dan roh. Anda, tentu boleh percaya boleh tidak.
Yang jelas, setelah dipugar pada tahun 2011 dan dijadikan obyek wisata, Lawang Sewu tampak cantik dan tak ada kesan seram atau angker. Anda bisa berkunjung ke tempat ini dengan biaya masuk cukup terjangkau. (mw)