Laporan IMF Sebut AI Ancam 40% Lapangan Kerja Global


Di negara maju, sekira 60% pekerjaan mungkin terkena dampak AI. (Foto: Pexels/Fox)
MerahPutih.com - Teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) semakin canggih. Dan ini memicu sorotan dunia pada AI.
Pertanyaan mendasar muncul: bagaimana sebenarnya AI akan memengaruhi perekonomian global?
Menurut laporan edition.cnn.com (15/1), International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa hampir 40% pekerjaan di seluruh dunia bisa terpengaruh oleh perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Kristalina Georgieva, Ketua IMF, sudah memberikan peringatan bahwa dampak AI akan lebih terasa di negara-negara maju, terutama di kalangan pekerja kantoran yang dianggap lebih rentan.
Baca juga:
"Sejatinya, AI mungkin akan memperdalam kesenjangan ekonomi, ini cukup mengkhawatirkan dan membutuhkan tindakan bijak dari para pembuat kebijakan untuk mencegah konflik sosial," ungkap Georgieva menjelang Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
BBC (15/1) menyebutkan bahwa di negara maju, sekira 60% pekerjaan mungkin terkena dampak AI. Setengah dari pekerjaan tersebut dapat meningkatkan produktivitas melalui penggunaan AI, sementara setengah lainnya berisiko kehilangan pekerjaan karena tugas-tugas tersebut bisa digantikan oleh AI.
Di negara berkembang dan berpendapatan rendah, dampak AI diperkirakan sekitar 40% dan 26%.Meskipun mereka menghadapi gangguan yang lebih sedikit, kurangnya infrastruktur dan keterampilan tenaga kerja dapat meningkatkan risiko kesenjangan antarnegara.
Baca juga:
Banyak negara berkembang kurang memiliki infrastruktur atau tenaga kerja terampil yang cukup untuk memanfaatkan AI. Ini meningkatkan risiko AI akan memperdalam kesenjangan antar negara.
Meski begitu, Georgieva melihat potensi positif AI dengan menyebutkan peluang untuk meningkatkan output dan pendapatan global.
Seiring dengan itu, staf IMF melakukan penilaian terhadap kesiapan 125 negara terhadap AI. Hasilnya menunjukkan bahwa negara-negara kaya, termasuk negara maju dan beberapa negara berkembang, lebih siap dalam mengadopsi AI dibandingkan negara-negara berpendapatan rendah. S
Georgieva menegaskan bahwa AI akan mengubah perekonomian global, dan mengajak semua pihak untuk memastikan bahwa perubahan ini membawa manfaat bagi umat manusia. (Aly)
Baca juga:
Kominfo Bakal Keluarkan Aturan Tentang Artificial Intellegence
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan

Desain OPPO Find X9 Terungkap, Bakal Bawa Bezel Baru dan Paling Tipis di Kelasnya

Xiaomi 15T Series Siap Meluncur secara Global 24 September 2025, Intip Spesifikasinya

Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang
