Langgar Aturan Financial Fair Play, Barcelona Kena Sanksi UEFA


Barcelona kena sanksi UEFA akibat Financial Fair Play (FFP). Foto: FC Barcelona
MerahPutih.com - Barcelona telah mengeluarkan tanggapan resmi terhadap artikel yang diterbitkan surat kabar Inggris, The Times. Surat kabar tersebut mengklaim, bahwa Barca terancam mendapat sanksi dari UEFA karena melanggar peraturan Financial Fair Play (FFP) berulang kali.
Menurut laporan tersebut, UEFA mengenakan denda kepada Barca sebesar 500.000 Euro (Rp 9,2 miliar), karena gagal memberikan informasi keuangan yang akurat. Kemudian, menetapkan klub kembali melanggar peraturan FFP.
Kali ini, konsekuensinya bisa lebih berat dan mencakup pengurangan poin di kompetisi Eropa atau pembatasan jumlah pemain yang dapat didaftarkan Barcelona untuk Liga Champions.
Kontroversi ini bermula dari penjualan 10% hak siar televisi klub tersebut pada 2022 untuk 25 tahun ke depan. UEFA berpendapat, bahwa transaksi ini seharusnya tidak dicatat sebagai "pendapatan operasional lainnya," seperti yang dilakukan Barca, melainkan sebagai "laba dari pelepasan aset tak berwujud."
Baca juga:
Waduh! Barcelona Terancam Kena Pengurangan Poin di Liga Champions 2025/2026
Akibatnya, pendapatan dari penjualan ini tidak akan dihitung sebagai kepatuhan FFP dan tidak akan membantu menyeimbangkan pembukuan klub.
Beberapa bulan kemudian, Barcelona menjual tambahan 15% hak siar televisinya seharga 400 juta Euro (Rp 7,4 triliun). Sekali lagi, UEFA mengklasifikasikan pendapatan tersebut tidak tepat.
Hal ini menyebabkan UEFA memberikan sanksi kepada klub. Barcelona mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), tetapi banding tersebut ditolak.
Baca juga:
Buntut Kasus Pelecehan, Bek Real Madrid Raul Asencio Terancam 4 Tahun Penjara
Jadi, klub diharuskan membayar denda sebesar 500.000 Euro (Rp 9,2 miliar). Sehubungan dengan laporan ini, Barcelona telah merilis pernyataan berikut:
“FC Barcelona baru-baru ini menyelesaikan audit keuangan yang dilakukan oleh UEFA, sebuah proses yang berlangsung setiap dua tahun. Kesimpulan dan segala konsekuensi potensial dari audit ini belum dikomunikasikan kepada Klub. Pokok utama ketidaksepakatan terletak pada fakta bahwa UEFA tidak menganggap operasi tertentu (yang disebut 'lever') sebagai pendapatan biasa, tidak seperti LaLiga, yang menggolongkannya sebagai pendapatan operasional reguler. Kami akan terus memberikan informasi terbaru," tulis pernyataan klub. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus, 23 Oktober 2025

Link Live Streaming Frankfurt vs Liverpool di Liga Champions, 23 Oktober 2025

Link Live Streaming Chelsea vs Ajax, 23 Oktober 2025

Cuma Duduk di Bangku Cadangan, Endrick Siap Tinggalkan Real Madrid Januari 2026

Link Live Streaming PSIM Yogyakarta vs Dewa United, 22 Oktober 2025

Hadapi Real Madrid di Liga Champions, Nasib Igor Tudor di Juventus Kini Dipertaruhkan

Bruno Fernandes Ancam Tinggalkan Manchester United, Inter Milan Langsung Gerak Cepat

Arsenal Bantai Atletico Madrid, Viktor Gyokeres Lega Bisa Akhiri Puasa Gol

Cetak Hattrick Lawan Olympiakos, Fermin Lopez Mulai Buktikan Dirinya di Barcelona

Hasil Liga Champions: Barcelona Sikat Olympiakos 6-1, Fermin Lopez Hat-trick
