Kualitas Udara Jakarta, Tangerang, dan Bekasi Makin Menurun


Warga mengenakan masker dengan latar belakang gedung-gedung bertingkat berselimut kabut asap di Jakarta, Kamis (25/8/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
MerahPutih.com - Kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) terus menjadi perhatian para pemangku kepentingan, sebab kualitas udaranya makin menurun dari waktu ke waktu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut adanya penurunan kualitas udara di Jabodetabek dari hasil pemantauan nilai total kolom NO2 (pencemar udara) oleh BMKG menggunakan citra satelit.
Baca Juga:
Pemprov DKI Akui 2023 Tahun Terberat Hadapi Isu Polusi Udara
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati membeberkan, daerah dengan konsentrasi polutan pencemaran udara tertinggi terfokus di pusat aktivitas industri dan transportasi di Jabodetabek.
"Yakni meliputi DKI Jakarta, Kota Tangerang, dan Kota Bekasi,” ungkap dia.
Rata-rata total polutan (pencemaran udara) tertinggi di DKI Jakarta, terletak di kecamatan Kebayoran, Cipayung, Pesanggrahan, dan Ciracas. Sementara total polutan terendah tercatat di Kepulauan Seribu.
"Data ini memberikan pemahaman mendalam mengenai distribusi polutan di wilayah tersebut," kata Dwikorita
Dari pengamatan iklim dan polutan dari tahun ke tahun di Jakarta menunjukkan konsistensi hubungan berbanding terbalik antara curah hujan dan tingkat partikulat metter. Hal ini menunjukkan proses pencucian atmosfer yang masih sangat bergantung pada curah hujan.
Dwikorita memberikan rekomendasi berupa upaya mitigasi menyeluruh untuk memperbaiki tingkat kualitas udara di Jakarta dengan kerjasama lintas sektor dan lintas daerah.
“Langkah konkret yang diambil stakeholder terkait diharapkan memberikan solusi terhadap permasalahan yang telah lama ada di wilayah tersebut,” jelas Dwikorita.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan, semua masyarakat menghirup udara yang sama dan dampak polusi udara ini sangat luar biasa untuk kesehatan. Di mana, Kementerian/Lembaga melangkah bersama memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Salah satunya, dengan mengurangi emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan BBM rendah sulfur, pengembangan angkutan umum, dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Ini bisa dilakukan melalui tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," ungkapnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah sembilan Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang akan direalisasikan tahun 2024, yang bisa mempercepat penanganan polusi udara.
Kehadiran sembilan SPKU baru diharapkan dapat memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan bisa dijadikan rujukan utama semua pihak. (Knu)
Baca Juga:
Isu Polusi Udara Bisa Jadi Jualan Capres-Cawapres
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
KAI Dapat PSO Rp 5,8 T untuk Subsidi Tiket LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek Tahun 2026

Menilik Konservasi Tugu Pancoran Simbol Kemajuan Dirgantara Indonesia di Kota Jakarta

Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025

Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik

Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal

Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025

Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov

Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025

Jam Operasional MRT Jakarta Kembali Normal Pasca-Demo, Stasiun Istora Mandiri Sisi GBK Masih Ditutup
