Kritikan Pedas dari Pelatih Persib untuk PSSI


Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez. Foto: PT LIB
MerahPutih.com - Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez anggap pertemuan timnya dengan Komisi Banding PSSI untuk membahas sanksi di Jakarta, Senin (22/10) lalu, hanya buang-buang waktu. Terbukti, hingga saat ini hasil banding sanksi tak kunjung keluar.
Padahal dikatakan Mario Gomez, 9 poin sanksi yang dikeluarkan Komisi Disiplin PSSI terhadap Persib sudah dikeluarkan secara resmi pada 1 Oktober lalu.
"Senin kemarin, Bojan (Malisic), Ezechiel (N'Douassel) dan asisten saya (Fernando Soler) menghadiri undangan federasi yang saya kira hanya lelucon. Kenapa lelucon? Karena mereka dipanggil agar tetap tidak bisa bermain dan menghabiskan waktu," ungkap Mario Gomez di Makassar, Selasa (23/10).

Mario Gomez mempertanyakan waktu pemanggilan yang dilakukan Komisi Banding PSSI itu. Sebab, secara otomatis Persib sudah menjalani sanksi dengan bermain di luar Pulau Jawa dan tanpa dihadiri penonton, serta tanpa Jonathan Bauman, Bojan Malisic dan Ezechiel N'Douassel. Karena pemanggilan yang dilakukan Komisi Banding PSSI terjadi setelah Persib melewati tiga pertandingan melawan Madura United, Persipura Jayapura, dan Persebaya Surabaya.
"Setelah satu bulan, kami baru dipanggil. Ini lelucon, ini tidak benar dan tidak ada yang benar. Ini bukan soal saya atau Persib, tetapi masalah besar semua tim. Jika seperti ini, maka sepak bola Indonesia tidak akan maju," katanya.
Pelatih asal Argentina ini beranggapan PSSI tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Terbukti, federasi sepak bola Tanah Air itu tidak bisa mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia.
"Indonesia kehilangan Milla. Kami pernah bekerja sama di Malaysia dan dia orang baik. Pemain yang sangat bagus dan pelatih kepala yang sangat bagus. Tetapi dia tidak bisa bekerja di sini, dia tidak bisa bekerja dengan PSSI. PSSI bersih, tetapi orang-orangnya tidak bersih," tuturnya.

Tak hanya PSSI, pelatih berusia 61 tahun ini cukup menyesalkan sikap manajemen Persib yang terlihat acuh dengan permasalahan yang dialami timnya.
"Kami sendirian. Hanya staf, pemain dan suporter. Kami di Jakarta sendirian. Kemarin mereka bertemu manajemen (Persib) di Jakarta, tapi tidak mengucapkan halo dan tidak mengajak minum kopi sama pemain," katanya.
Kondisi ini yang membuat Mario Gomez semakin yakin akan meninggalkan Persib pada akhir musim 2018, meski sudah sangat mencintai Maung Bandung.
"Demi pemain, demi suporter saya mau bertahan di Persib sampai 10 tahun kedepan. Tetapi, situasi ini tidak berubah, tidak berkembang. Ketika berpindah ke suatu tempat, saya ingin terus berkembang. Bukan soal uang, saya ingin tumbuh," tegasnya.
Maka di akhir musim nanti, Mario bertekad untuk menjadikan Persib juara di Liga 1 2018. "Saya ingin juara, saya ingin nanti Desember semua Bandung jadi biru. Ini bukan soal uang, ini soal kebanggaan, kita butuh bintang lagi, dan kita ingin buat sejarah. Saya fight untuk jadi juara. Sure. Untuk pemain dan untuk pendukung," tandasnya. (Laporan Kontributor Gigi Gaga/Bandung/Bolaskor)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Timnas U-23 Gagal ke Piala Asia U-23 2026, Erick Thohir Tugaskan Alexander Zwiers Lakukan Evaluasi Total

Timnas Indonesia Sudah Miliki Kedalaman Skuad, Erick Thohir Pastikan Tidak Ada Penambahan Pemain untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Lebanon: Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Jalani Debut

Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Belum Tentu Tampil di Laga FIFA Match Day, Kluivert Bilang Begini

Harus Perkuat Timnas Indonesia Dahulu, Eliano Reijnders Tidak Sabar Memulai Karier bersama Persib

Penggawa Los Angeles FC Adrian Wibowo Bisa Bela Timnas Tanpa Naturalisasi

PSSI Yakin Miliano Jonathans Segera Mendapat Pengesahan FIFA dan AFC untuk Bela Timnas Indonesia

Mees Hilgers Tidak Penuhi Panggilan Timnas karena Urus Perpindahan Klub, Erick Thohir Coba Memahami

Miliano Jonathans Resmi WNI, Tampil Tidaknya Membela Timnas Indonesia September Ini Tergantung Patrick Kluivert

PSSI Bersyukur Kualifikasi Piala Asia U-23 dan FIFA Matchday Bisa Digulirkan di Sidoarjo dan Surabaya Pasca Ricuh Demonstrasi
