Krisis 1998 Berpeluang Terulang


Seorang petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (24/8). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
MerahPutih Nasional - Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar menghawatirkan banyak orang. Bahkan jika kondisi ini tidak segera tertangani, maka krisis 1998 bakal terulang.
Bukan tidak mungkin, Presiden Joko Widodo dipaksa turun tahta. Hal ini sangat beralasan jika kondisi ekonomi terus merosot. Apalagi, beberapa harga komoditas pangan mulai merangkak naik.
"Kalau harga sembako naik, dan barang-barang langka mungkin bisa terjadi (seperti krisis 1998)," kata pengamat politik dari Alvara Research Center, Hasanudin Ali, ketika dihubungi Merahputih.com, di Jakarta, Rabu (26/8).
Namun, pengamat politik Yunarto Wijaya menegaskan Jokowi dipastikan tidak akan lengser atau pun dipaksa turun dari kursi kepresidenannya. Sebab, saat ini sistem pemerintahan bersifat presidensial. Sehingga perlu kekuatan besar untuk menurunkan Jokowi.
"Tidak mungkin Jokowi dijatuhkan, kalaupun menggunakan people power pun ada aturannya, jadi harus dengan skala besar," kata Yunarto.
Berbeda dengan zaman Soeharto dan Abdurahman Wahid. Jika krisis 1998 dipicu oleh eskalasi politik yang diikuti turunnya Soeharto, maka pada saat Gus Dur diturunkan lebih kepada gaya pemerintahan saat itu yang bersifat parlementer.
Gus Dur lebih mudah diturunkan karena parlemen satu suara untuk menolak pertanggungjawabannya sebagai presiden. "Jadi ini mengada-ada kalau ada yang mengaitkannya dengan 1998," tandasnya. (mad)
BACA JUGA:
Ekonom UI: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Lebih Baik dari Ringgit
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Menilik Nilai Tukar Rupiah Hampir Rp 16.500 Per Dollar AS

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri Meningkat

Rupiah dan IHSG Kompak Melemah
