Konsumsi Minuman Berenergi Tidak Disarankan saat Pemudik Kelelahan


Suasana arus lalu lintas kendaraan di jalan tol. (ANTARA/HO-Jasa Marga)
MerahPutih.com - Minuman berenergi tidak disarankan untuk dikonsumsi saat pemudik yang berkendaraan kelelahan. Pakar gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp. G. K-AIFO menyampaikan hal ini.
"Minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan," ujar dia, Senin (15/4), dikutip dari Antara.
Baca juga:
Mudik Telat Ekstra Hemat, Tiket KA Tujuan Jateng-Jatim Diskon 80 Persen
Raissa yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu mengatakan bahwa mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal yang berbahaya karena dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.
Minuman berenergi umumnya mengandung kafein, gula, taurin dan vitamin B, terangnya. Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus, tetapi efeknya hanya berlangsung beberapa jam.
Sementara gula, dapat memberikan energi dengan cepat, tetapi dapat menyebabkan kelelahan setelahnya. Di sisi lain, taurin dan vitamin B belum terbukti memiliki efek yang signifikan pada performa mengemudi.
Raissa tak melarang pengemudi meminum minuman berenergi asalkan tidak dalam kondisi lelah. Jumlahnya pun tidak berlebihan agar efeknya tidak mengganggu fokus dan konsentrasi serta sebaiknya 30 menit sebelum mengemudi.
Baca juga:
Dia menyarankan orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.
Raissa yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu kemudian menyarankan pemudik khususnya yang berkendara mobil pribadi agar memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup jika akan menempuh perjalanan jauh.
"Istirahatlah setiap dua hingga tiga jam sekali, hindari mengemudi jika merasa lelah, mengantuk dan tidak fit," ujar dia. (*)
Baca juga:
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Deretan Fakta Menarik Arus Mudik 2025, Salah Satunya soal Diskon Tarif Tol

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik

DPR Sebut WFA Efektif Kurangi Kemacetan saat Puncak Arus Mudik Lebaran 2025

Angka Kecelakaan saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Diklaim Menurun

Barang Pemudik Senilai Lebih daripada Rp 1,28 Miliar Tertinggal di Kereta Api selama Angkutan Lebaran 2025

Realisasi Pemudik Lebaran 2025 Turun Tipis, Menhub Sebut Bukan Tanda Darurat Ekonomi

Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time

26.282 Penumpang Gunakan Bus AKAP saat Arus Balik Lebaran 2025 di Terminal Kalideres

Jasamarga Berlakukan Kembali Diskon Tarif Tol 20 Persen untuk Arus Balik Lebaran 2025
