Komunitas Ini Manfaatkan Situs Banten Girang Untuk Latihan Teater


Komunitas Uthera Kalimaya, Serang (MP/Sucitra)
Kota Serang, mempunyai area yang merupakan jejak terakhir kerajaan Sunda Wahanten Girang. Sisa-sia kerajaan yang terakhir dipimpin oleh raja Prabu Jaya Dewata sebelum ditaklukan tentara kerajaan Demak yang bercorak Islam tersebut, masih ada di lingkungan Kampung Telaya Desa Sempu Kecamatan - Kota Serang Banten.
Salah satu sisa kerajaan Wahanten Girang yang hari ini dengan mudah kita dapati karena ada di permukaan bumi adalah dua lubang yang disebut dengan goa. Komunitas yang menamakan diri Laboratorium Banten Girang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat untuk berlatih teater.
Salah satu anggota komunitas Uthera Kalimaya mengatakan, bulan Maret mendatang komunitasnya akan mengadakan pertunjukan seni di sekitar area tersebut, sejak beberapa bulan lalu sudah memulai aktifitas.

"Materi yang dipelajari ada tiga, yaitu menulis, kajian, dan keaktoran," katanya kepada merahputih.com, Jumat (13/1).
Materi menulis dipaparkan oleh nara sumber seorang sastrawan Niduparas Erlang, materi Kajian dipaparkan oleh akademisi sejarah Radjimo S Wijono, sedangkan materi keaktoran dimentori oleh aktor Peri Sandi Huizche.
Sementara itu, Peri Sandi mengatakan bahwa teater itu keriangan, kebahagiaan, karenanya mereka memulai aktifitas di sisa-sisa wilayah istana kerajaan Wahanten Girang agar orang-orang, terutama orang Banten menjadi lebih tertarik untuk menggali pengetahuan mengenai akarnya sendiri.
"Teater ini untuk memulai, ibu-ibu yang rumahnya di sekitar wilayah sini sudah menyatakan ketertarikan, rencananya akan ikut pementasan nanti. Goal besarnya ya tentu saja kita menjadikan tempat ini seperti Laboratorium alam," katanya sambil tersenyum.(Ctr)
Ulasan menarik seputar Wahanten Girang sudah dibahas merahputih.com dalam beberapa artikel, salah satunya: Sebelum Wahanten Girang Ditaklukan, Prabu Jaya Dewata Beraliansi dengan Portugis