Klarifikasi Taufiequrachman Ruki Terkait Tulisan Bernada Rasis

MerahPutih.com - Mantan Ketua KPK periode 2003-2007 Taufiequrachman Ruki memberikan klarifikasi terkait tuduhan menulis artikel bernada rasis.

Dalam keterangan tertulisnya, Purnawirawan Jenderal Polisi itu mengaku sepanjang tahun 2018 ini, sekurangnya ada tiga buah tulisan yang beredar di media sosial, terutama WA yang mencantumkan namanya sebagai penulis.

Terakhir, kata dia, tulisan yang berjudul "Jenderal Senior Polri Taufiqurrahman Ruki Eks Ketua KPK Pilu Lihat Kelakuan Cina (Suara Keras Sang Jenderal tentang NKRI)."

"Pada kesempatan ini, saya ingin membantah, bahwa tulisan-tulisan yang beredar tersebut bukanlah tulisan saya Taufiequrachman Ruky atau Taufik Ruki, dan kalau kita cermati ternyata bahwa beberapa paragrap dari tulisan itu nampak bahwa tulisan itu adalah tulisan orang lain yang merujuk keterangan saya kepada media atau kata-kata saya dalam pembicaraan informal," ujarnya dalam keterangan yang diterima merahputih.com, Selasa (26/6).

Dia juga mengatakan jika diteliti lebih dalam maka dapat diketahui bahwa tulisan tersebut bukanlah gaya pemikiran dan tingkahlakunya dalam keseharian.

"Gaya tulisan dan penyampaian pikiran pikiran itu pun bukanlah cara dan type keseharian saya dalam menulis dan atau menanggapi berbagai isu politik yang berkembang," imbuh dia.

Karenanya, melalui penjelasan ini dia menegaskan kembali bahwa tulisan itu bukan berasal dari dirinya melainkan ada oknum yang mencatut namanya untuk kepentingan tertentu.

"Saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air, mari kita manfaatkan media sosial ini sebagai bagian dari upaya membangun negeri, dengan tidak menggunakannya untuk penyebaran berita bohong, ucapan yang kasar dan ungkapan yang bernada kebencian serta fitnah kepada pihak atau golongan lain yang berbeda dengan kita, yang hanya akan menimbulkan kegaduhan dan perpecahan diantara kita Bangsa Indonesia," imbau Ruky mengakhiri.

Sebelumnya, beredar tulisan Eks Ketua KPK itu di sejumlah Grup WA yang mengatasnamakan Taufiqurrahman Ruki.

Dalam tulisan itu, seolah-olah Ruky memprovokasi publik untuk membenci etnis lain terutama etnis Tionghoa yang dinilai telah menjajah pribumi Indonesia melalui ekonomi. (Fdi)