Kisah Sukses Serabi Notosuman


Surabi Notosuman (Foto: Merahputih.com/Fredy WP)
MerahPutih Kuliner - Siapa yang tak tahu brand serabi khas Solo ini, Serabi Notosuman. Serabi istimewa ini telah memiliki cabang di sejumlah kota-kota besar.
Perjalanan sukses Serabi Notosuman ternyata cukup panjang. Menu khas ini diketahui mulai dirintis sejak sebelum kemerdekaan RI.
"Kan ada ditulisan kotak atau spanduknya, dirintis sejak 1923. Serabi Notosuman sekarang ini usaha keluarga, dari awal, Mbah Hoo Geng Hok," kata Eko, salah seorang pegawai Serabi Notosuman, kepada merahputih.com, Minggu (13/3).
Hoo Geng Hok, bersama pasangannya, Tan Giok Lan, merintis usaha jajanan dengan menerima pesanan kue apem. Apem buatan Hoo Geng Hok lantas menjadi buah bibir para tetangga.
Muncullah ide Hoo untuk membuat jenis apem lainnya, yakni serabi. Di sanalah kemudian muncul ide untuk membuka lapak dagangan ala kadarnya.
Lantas, pasangan tersebut menurunkan resep kepada anak-anaknya. Seperti diketahui, Serabi Notosuman saat ini terkenal akan dua versi. Pertama, Serabi Notosuman Nyonya Lidia. Kedua, Serabi Notosuman Nyonya Handayani.
Ciri keduanya terletak pada warna kemasan dan spanduk. Ny Lidia berwarna hijau, sementara Ny Handayani berwarna orange. "Dua-dua keturunannya (Hoo Geng Hok). Sekarang malah diteruskan ke anak cucunya juga," kata Eko.
Serabi Notosuman berasal dari nama jalan di Kota Surakarta. Awalnya, toko serabi ini membuka toko secara permanen di Jalan Notosuman. Di sanalah, pusat kedua toko Ny Lidia dan Ny Handayani berada. Namun, toko Serabi Notosuman Ny Lidia tidak satu atap dengan Serabi Notosuman Ny Handayani.
Kini, rintisan bisnis kuliner keluarga Hoo Geng Hok ini telah tersebar ke berbagai kota. Di antaranya Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Kudus, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. (fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
5 Rekomendasi Kuliner di Jogja yang Tak Boleh Dilewatkan
