Kisah Sukses Pedagang Mie Kipas Cirebon


Mie Kipas Khas Cirebon (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Kuliner - Mie kipas bukan berarti mie yang berbentuk kipas atau bukan juga mie yang selalu dikipas-kipas. Mie kipas hanya sebutan yang tak jelas juntrungannya dari para pelanggan. Meski begitu, nama mie kipas kian populer bagi pecinta kuliner jenis mie.
"Namanya mie kipas, itu orang aja yang senang nyebutnya gitu. Ada yang bilang mie kipas, ada juga yang bilang mie brewok," kata Supardi (56), kepada merahputih.com, di Pandesan, Kota Cirebon, Kamis (2/6).
Mie kipas tak ubahnya mie ayam. Bahan utamanya pun sama seperti bahan mie ayam. Bedanya hanya ada pada beberapa bahan tambahan saja. Di dalam sajian mie kipas biasanya terdapat tambahan ayam suir goreng, bawang goreng, dan kerupuk. So, tentu sensasi mie kipas berbeda dengan mie ayam meski berbahan utama mie ayam.
Awalnya, Supardi hanyalah pedagang mie ayam biasa. Ia pun memulai dari pekerja di lapak orang. "Dulu kerja gini juga, jual keliling. Ada 30 tahun lamanya," katanya.
Nasib kurang beruntung bagi Supardi. Ia dikeluarkan sang pemilik. Namun, karena kegigihan dan kemampuannya membuat mie ayam, ia pun memanfaatkan hal tersebut untuk memberanikan diri mulai berdagang sendiri.
"Habis di-PHK, langsung itu buka sendiri. Di sini, jualan gini, baru 2 tahunan," papar Supardi.
Karena ingin membuat sesuatu yang berbeda, Supardi pun membuat citarasa mie ayamnya lain dari pada yang lain. Ia menambahkan beberapa bahan, seperti ayam goreng suir, bawang goreng, dan keripik. Selain itu, bumbunya juga dibuat lebih banyak dibandingkan bumbu untuk mie ayam biasanya.
Hasilnya, dagangan Supardi laris manis. Mie kipas atau mie brewok, begitu biasa disebut mie dagangan Supardi. Kini, ia mampu meraup omzet sebesar Rp150 juta per bulan. (Fre)
BACA JUGA: