Ketika Industri Perhotelan Menarik Pelanggan Generasi Z


Hotel harus mempertimbangkan koneksi Gen Z ke dunia digital. (Foto: Unsplash/Marten Bjork)
GEN Z sedang senang untuk bepergian. Mereka sangat berhati-hati dalam memilih tempat tinggal saat berlibur.
Ketika generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 menjadi masa depan industri perjalanan, beberapa hotel mulai memanfaatkan daya beli dan pengaruhnya. Mereka beralih untuk menciptakan hotel dengan pengalaman wisatawan Gen Z yang ideal.
Baca Juga:
Generasi pasca-milenial suka untuk mencari momen yang lebih unik dan berkesan daripada menginap di hotel konvensional, menurut laporan dari Skift. Alih-alih untuk berfoto dan mengikuti tren konten viral, bagi Gen Z, berpergian adalah kegiatan untuk menjadi ‘nyata’ dan relevan secara online.

“Dalam hal bepergian, Gen Z memprioritaskan keaslian dan kehidupan saat ini,” kata Sharon Silverstein, kepala vertikal AS di perusahaan induk Snapchat, Snap.
"Mereka tidak hanya membagikan foto-foto yang paling sempurna. Mereka menghargai momen-momen lucu, konyol, dan nyata, yang membuat perjalanan benar-benar berkesan."
Salah satu pakar perhotelan yang berbasis di Florida mengatakan bahwa hotel harus mempertimbangkan koneksi Gen Z ke dunia digital, baik untuk bekerja maupun bersenang-senang agar dapat menargetkan wisatawan muda dengan lebih baik.
Baca Juga:
Tren 'Spontaneous Traveler' Meningkat di Musim Libur Lebaran 2023
“Para pelaku bisnis perhotelan harus belajar menciptakan suasana yang menggabungkan pekerjaan dan kesenangan untuk menarik pola pikir baru para wisatawan, dengan penekanan pada teknologi dan momen media sosial,” tulis Daniel Berman, presiden dan CEO perusahaan perhotelan AD1 Global untuk Forbes.
Kehadiran Gen Z sebagai konsumen yang mendominasi industri perhotelan saat ini juga sudah mulai dilirik oleh beberapa perusahaan perhotelan di tanah air. Salah satunya RedDoorz yang mulai menarik Gen Z lewat lini mereka SANS hotel.

“Kami memperbanyak kehadiran SANS Hotel di lebih banyak lokasi, untuk mengakomodir selera wisatawan gen-z yang sangat peduli dengan aspek estetika visual, dan ingin merasakan pengalaman menginap di hotel yang aman, nyaman, dan terjangkau,” ungkap Adil Mubarak, Vice President of Multibrands RedDoorz Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, dengan strategi tersebut, lini hotel kelas menengah atas ini sudah dibooking sebanyak lebih 40 juta kali di 22 kota utama di Indonesia dengan 32 persen pengunjung Gen Z.
Hal ini menjadi tak mengherankan sebab pasca pulih dari pandemi COVID-19, industri perhotelan di Indonesia memang terus menggeliat seiring dengan semakin tingginya pergerakan wisatawan di Indonesia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif optimistis pergerakan Wisatawan Nusantara (Wisnus) pada tahun 2023 ini akan mencapai jumlah yang ditargetkan, yaitu 1,4 miliar wisatawan. (dsh)
Baca Juga:
Monumen Titik Nol Kilometer di Berbagai Destinasi Wisata Indonesia
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025

Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran

Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit

Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa
