Keluh Kesah Mahasiswa Ganti Status jadi Anak Magang


Magang jadi momen penting nan sulit bagi mahasiswa. (Foto: Pexels/CoWomen)
MEMASUKI semester enam masa perkuliahan, biasanya mahasiswa akan memulai masa magang mereka sebagai syarat kelulusan agar bisa menjadi sarjana. Selain skripsi, masa magang bisa jadi salah satu tantangan yang cukup sulit bagi para mahasiswa.
Tiga tahun menjalani hidup sebagai mahasiswa, tak terasa tiba saatnya harus pamit sebentar dari dosen dan teman-teman karena proses belajar kini dilakukan di luar kampus. Banyak hal berubah, mahasiswa harus menjalani dunia yang sesungguhnya, di mana ilmu selama di universitas akan diuji di tempat kerja.
Meski tak sungguh-sungguh bekerja layaknya karyawan, tapi masa magang merupakan momen krusial, karena itu saat-saat pertama mahasiswa mengenal yang namanya dunia berkarier. Mahasiswa harus belajar, bahwa tak ada ruang untuk kesalahan, tak seperti di kampus bertemu dosen yang terkadang cukup 'mengampuni'.
Baca juga:
Magang, Antara 'Bekerja' dan Bekerja

Melakukan kesalahan di tempat kerja atau tempat magang, bisa fatal akibatnya. Atasan tak segan-segan memarahi, bahkan tak sedikit perusahaan yang menuntut mahasiswa sudah memiliki keterampilan yang cukup untuk mengemban berbagai tugas kantor yang menumpuk.
Padahal, tak sedikit pula mahasiswa yang kesulitan mencari tempat magang. Seperti yang dialami seorang pengguna Twitter, kala ia sudah mengirim surat lamaran magang ke lebih dari 20 perusahaan, tapi tak kunjung ada yang melirik dirinya. Kian menyedihkan ketika sudah diterima, rupanya dapat pembimbing magang yang galak.
Terlebih saat ini berbagai universitas sudah melaksanakan kurikulum Kampus Merdeka, di mana magang tak lagi hanya berjalan selama tiga bulan, melainkan hingga enam bulan atau 800 jam kerja. Bekerja sukarela hingga enam bulan, mental harus ditempa pula.
Baca juga:
Mahasiswa Magang, Begini Caranya 'Menarik' Perhatian Atasan di Kantor

Bicara bekerja sukarela, memang menurut Permenaker Nomor 6 Tahun 2020 Pasal 13 Ayat 1, perusahaan tidak memberikan gaji kepada pemagang, melainkan uang saku. Perlu diingat, bahwa tujuan mahasiswa magang adalah untuk memenuhi syarat kelulusan, bukan mencari uang.
Selain memenuhi syarat kelulusan, banyak hal lain yang bisa kamu dapatkan selama melaksanakan program magang. Antara lain bimbingan dari pembimbing magang atau instruktur, pengalaman bekerja, jaringan koneksi karier, hingga portofolio.
Jadi bagi kamu yang sedang melalui masa-masa magang, tetap semangat melalui berbagai rintangan. Anggap ini sebagai proses belajar untuk membentuk dirimu yang lebih berkualitas. Konsultasikan pada dosen, teman, dan orang tua bila kamu merasa kesulitan bekerja di tempat magang. (waf)
Baca juga:
Gegayaan Senior Kalau Ada Anak Magang, Caper Abis