Keluarga, Selalu Ada Keceriaan di Dalamnya


Selalu ada keceriaan dalam keluarga. (Foto: Pexels/Caio Resende)
KELUARGA selalu ngangenin, kadang terjadi konflik, kadang ada air mata, tapi semuanya selalu kembali ke dalam keluarga. Bagaimanapun keluarga tempat bagi seseorang merasa aman dan nyaman.
Mudik adalah salah satu budaya yang sudah berlangsung sejak lama yang memiliki satu tujuan kumpul dengan keluarga dan kerabat lainnya. Bila melihat beberapa dekade yang lalu, perjuangan mudik adalah perjuangan yang sangat berat. Butuh waktu lama, berjam-jam, berhari-hari hanya untuk sampai ke kampung halaman.
Meskipun di kampung bisa jadi pada waktu itu jauh berbeda dengan kota besar, namun tetap saja mudik adalah keharusan. Lelah dan letih menempuh perjalan panjang dari perantauan untuk kembali ke rumah langsung sirna ketika sudah menjejak rumah dimana keluarganya bermukim. Energi keluarga sangat luar biasa, pancarannya akan membuat seseorang melupakan kepedihan kehidupan di perantauan.

Seperti yang dikatakan oleh Desmond Tutu: “You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them.”
Keluarga tetaplah keluarga bagi seseorang, bagaimanapun kondisinya. Ada berbagai hal yang tak tergantikan bila sudah berkumpul dengan keluarga. Orangtua yang paling mengerti bagaimana wajah dan warna keluarga mereka sebenarnya. Ketika anak-anak dalam keluarga sudah beranjak dewasa memiliki kehidupannya sendiri, maka saat itu orangtua tersenyum bahwa keluarga mereka sudah berdiri pada pondasi yang kuat.
Saling menguatkan dan membantu selalu ada dalam darah keluarga betapapun susahnya. Seperti dalam film A Good Day to Die Hard (2013) yangmerupakan sekuel kelima dari film Die Hard. Bruce Willis tetap memerankan karakte utama John McClane yang membantu anaknya yang tengah terlibat kesulitan di Russia.

Nilai kekeluargaan dalam era millenials ini masihlah kuat. Bisa jadi memang bertambah kuat dengan teknologi digital yang semakin ‘mendekatkan’ keluarga meskipun terpisah ruang dan jarak. Malahan komunikasi lebih terbuka dan langsung dalam era teknologi digital ini. Banyak aplikasi yang membuat anggota keluarga serasa tak terpisahkan. Bukan alasan lagi bila komunikasi antar keluarga tidak terjalin dengan pasti.
Hari keluarga menjadi semakin punya arti dengan tambahan lebaran yang sudah ada di depan mata. Saat yang tepat kembali ke keluarga dan mendapatkan energi positif yang ada di dalamnya. (psr)
“Families are like fudge – mostly sweet with a few nuts.” (anonimus)
Bagikan
Berita Terkait
Refleksi Hari Keluarga Nasional, Guru Besar UIN Soroti Penggunaan Ruang Digital yang Picu Sejumlah Persoalan
