Ke Mana Perginya Ban Bekas F1?


Ban bekas F1 bisa jumlahnya sangat banyak per pekan balapan. (F1)
DALAM satu balapan, pembalap biasanya melakukan penggantian ban dua hingga tiga kali. Itu tergantung pada strategi lomba, kondisi sirkuit, gaya balap, dan banyak hal lain yang menjadi penentu jumlah pergantian ban.
Pirelli menjadi pemasok tunggal ban di F1 sejak 2011 dengan kontrak paling tidak sampai 2024. Saat ini, pabrikan ban asal Milan, Italia, itu memasok tidak kurang 13 set ban kering (slick tyre) untuk setiap tim/konstruktor per akhir pekan balap, ungkap Motorsport, Selasa (23/8).
Baca juga:
Mengenal Pentingnya Fungsi Halo Pada Mobil F1

Lantas, apa yang dilakukan pada ban sebanyak itu setelah balapan usai? Sebagai bagian dari program teknologi hijau dari Pirelli untuk lingkungan yang lebih baik, ban-ban tersebut akan dimusnahkan “secara ekologis” alias didaur ulang.
Setiap usai balapan, ban-ban bekas itu akan dimasukan ke dalam kontainer lalu dikirim ke pabrik semen didekat Didcot, Oxfordshire, Inggris.
Ban bekas balapan itu bercampur dengan ban-ban bekas lainnya. Ban-ban bekas F1 itu lalu dihancurkan hingga berbentuk seperti pelet. Setelah itu, pelet tersebut dipanaskan dalam suhu sangat tinggi untuk bahan bakar pabrik-pabrik semen.
Tingginya temperatur dan trik pengolahan ban bekas menjadi pelet, membuat tidak ada asap maupun bau yang keluar dari proses pemanasan tersebut. Yang ada hanyalah partikel debu yang sudah tidak beracun.
Sebelum ban-ban bekas tersebut dikirim untuk didaur ulang, para mekanik atau kru tim-tim F1 'mengolah' terlebih dulu ban-ban bekas itu.
Pertama, ban dibersihkan, lalu dicermati dengan baik, seperti apa kondisinya. Berikutnya periksa tekanan ban sesuai standar dan timbang beratnya.
Baca juga:
Frontier akan Segera Luncurkan F1 Manager 2022

Kemudian pemanas atau heater digunakan untuk membuat ban meleleh. Setelah itu, karet yang meleleh dikeruk dengan alat seperti pahat mini.
Setelah proses yang disebut tyre scraping tersebut dilakukan di seluruh permukaan ban, maka ban akan terlihat seperti baru lagi. Fungsi dari tyre scraping ini tidaklah main-main.
Setelah tapak ban bersih, mekanik bisa melihat apa yang sesungguhnya terjadi pada ban. Dari situ, mereka bisa melihat seperti apa level penggunaan ban oleh pembalap dengan melihat kondisi ban.
Dari teknik itu, mekanik juga bisa memeriksa permukaan tapak ban, ada coakan maupun lubang. Mekanik juga bisa melihat bila terjadi graining atau karet ban terlepas dan menempel lagi pada ban hingga permukaan ban tidak rata. Ini yang biasanya menyulitkan pembalap saat mengerem dan menikung dan traksi mengecil, level degradasi, maupun abrasi pada ban.
Dari tyre scraping yang terlihat sepele tadi, para teknisi bisa memperoleh data sebagai bahan analisis terkait. Seperti apa performa ban maupun tyre wear, yang tidak hanya penting bagi pembalap tetapi berkaitan dengan strategi tim. (waf)
Baca juga:
Pemain Bisa Kendarai Safety Car di Game 'F1 22'
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih

iPhone 17 Air Resmi Rilis dengan Bodi Tertipis, ini Spesifikasi dan Harganya

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max Punya Desain Baru, Pakai Chip A19 Pro dan Kamera 8x Zoom

iPhone 17 Air Masih Kalah dari Samsung Galaxy S26 Edge, Baterainya Jadi Sorotan
