Kasus Terakhir yang Ditangani Sebastian Libatkan Oknum PT TAS

Fredy WansyahFredy Wansyah - Selasa, 05 Mei 2015
Kasus Terakhir yang Ditangani Sebastian Libatkan Oknum PT TAS

Sebastian Manuputty aktivis buruh yang tewas terbakar di Gelora Bung Karno (GBK) saat perayaan Hari Buruh (1/5) (Foto: Facebook Sebastian)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Sebelum meninggal di Stadion GBK, Jakarta, pada 1 Mei 2015, pejuang buruh Sebastian Manuputty menangani kasus yang melibatkan oknum perusahaan PT Tirta Alam Segar (PT TAS). Kasus ini berkaitan dengan kecelakaan kerja yang menimpa rekan Sebastian, Topan.

Beberapa waktu lalu, Topan mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan kehilangan salah satu tangannya. Saat itu perusahaan enggan bertanggung jawab.

"Terakhir, bukan anggota (FSPMI), tapi karyawan harian lepas di PT TAS. Perusahaan enggak mau peduli, malah di-PHK," ungkap Ketua DPC Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Amier Mahfouzh kepada Merahputih.com, di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5).

Berkat perjuangan rekan-rekan Topan, akhirnya ia mendapat bantuan pengobatan dari Trauma Center BPJS Ketenegakerjaan sebesar Rp20 juta. Namun uang tersebut dirasa kurang, sebab pengobatannya menghabiskan dana Rp73 juta. Karena itu, rekan-rekan Topan, termasuk Sebastian, mengusahakan sisa pembayaran dan berhasil mendapat tambahan Rp20 juta dari BPJS Ketenagakerjaan. Sedangkan sisanya, dibayarkan oleh perusahaan dengan skema pembiayaan akses klaim. "Akses klaim Rp32 juta," kata Amier.

Setelah Topan sembuh, BPJS memberikan uang santunan sebesar Rp68 juta. Di sinilah, awal keributan terjadi. Seorang oknum perusahaan meminta Topan mentransfer ke sebuah rekening pribadi, namun mengatasnamakan perusahaan.

Sebastian ternyata diam-diam mengintimidasi Topan. Mengetahui pemalakan itu, Sebastian sigap dan meminta agar Topan menyetop pengiriman. Uang sempat terkirim Rp20 juta karena limit transfer.

"Info dari Disnaker, uang Rp20 juta itu sudah dikembalikan ke Topan, tapi kita cek dulu," kata Amier.

Dia menuturkan praktik curang ini kerap terjadi di perusahaan sebesar PT TAS. Uang itu diduga untuk pesta oknum tersebut. "Yang saya khawatir motif (bunuh diri) dari beliau terhadap kasus ini," tandasnya.

Saat ini, Topan masih dipekerjakan di PT. TAS. Namun, tidak lagi di bagian operator mesin melainkan cleaning service dan kontrak selama 3 bulan. Alasan perusahaan, Topan dianggap tidak mampu mengoperasikan mesin lantaran cacat permanen pada salah satu bagian tangannya. (mad)

Baca Juga:

Sebastian Manuputty, Tewas Bunuh Diri atau Dibunuh?

5 Kisah Mengharukan Aktivis Buruh Sebastian Manuputty

Mengharukan, SMS Terakhir Sebastian untuk Sang Istri

#Buruh Bakar Diri #Sebastian Manuputty
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Berita Terkait

Bagikan