Kampung Gurusina, Desa Adat Kaya Tradisi di Flores


Desa Adat Gurusina menyimpan tradisi yang unik. (foto: florestourism)
PULAU Flores menawarkan daya tarik yang tak terkira. Alamnya indah, dengan lautan berpadu harmonis bersama bukit dan gunung. Yang lebih menarik, adat, tradisi, dan ritus hiudp dan lestari di pulau berjuluk 'Tanjung Bunga' ini.
Tidak mengherankan jika di Flores ada berbagai desa adat dengan keunikan adat istiadat masing-masing. Salah satunya ialah Kampung Gurusina. Terletak di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, desa adat ini punya deretan rumah adat nan unik.
Permukiman di kampung ini terbagi dalam beberapa area sesuai dengan ketentuan adat. Di dalam kampung, terdapat bangunan adat, rumah adat, pohon pelindung, dan area perkebunan. Untuk rumah yang ditinggali, penduduk Desa Adat Gurusina menamainya sao. Kurang lebih ada 30 bangunan sao dengan bentuk dan ukuran yang hampir serupa di kampung ini.

Meskipun demikian, ada beberapa sao yang berukuran cukup besar. Biasanya sao tersebut terbuat dari potongan kayu dan bambu dengan atap dari alang-alang. Sebuah tanduk kerbau terdapat di bagian depan rumah. Itu menjadi penanda kejayaan dan kekayaan penghuni rumah tersebut.
Selain ukuran dan bentuknya yang unik, rumah adat di kampung ini punya ukiran kayu di pintu masuk. Ukiran itu bertuliskan nama rumah. Yang paling unik, lantai rumah tanpa semen. Hanya menggunakan pelepah bambu. Di setiap papan penyangga lantai ada ukiran berbentuk bunga dan binatang.
Di bagian tengah Desa Adat Gurusina, terdapat tiga rumah kecil. Rumah-rumah tersebut terbuat dari bahan yang sama persis dengan bahan bangunan rumah adat. Fungsi dari ketiga rumah itu ialah sebagai tempat penyimpanan harta benda serta kekayaan suku Gurusina.
Selain punya menyimpan harta kekayaan, suku Gurusina juga punya tiga buah lopo. Tempat itu dipercaya warga Kampung Gurusina sebagai tempat peristirahatan para leluhur mereka.
Saat berkunjung ke kampung unik ini, kamu bisa melihat aktivitas dan ritus adat yang langgeng terjaga selama ratusan tahun. Untuk mencapai desa adat ini, kamu memang harus menempuh perjalanan yang cukup berliku. Hal itu mengingat lokasinya yang di pedalaman. Kamu harus menempuh jarak sejauh 26 kilometer dari pusat Kota Bajawa menggunakan kendaraan bermotor. Tak perlu risau akan bosan selama perjalanan. Di perjalanan kamu akan melihat pemandangan indah berupa pepohonan dan Gunung Inierie di kejauhan.

Untuk moda transportasi, kamu bisa memilih angkutan umum dari Kota Bajawa ke Jerbuu. Namun, karena jadwalnya tak pasti, amat disarankan untuk menggunakan jasa travel untuk mengunjungi Desa Adat Gurusina. Selain itu, jika kamu berencana menginap, travel akan membantumu menemukan tempat menginap. Pasalnya, belum ada sarana akomodasi di sekitar lokasi.
Yang terdekat, kamu bisa menginap di rumah penduduk di Desa Tololel. Desa itu memang berbeda dengan Desa Gurusina. Namu, kamu bisa menginap di sana, di kamar-kamar dengan kelambu lengkap dengan sarapan makanan khas setempat. Bahkan kamu bisa melihat dan ikut kegiatan memasak bersama warga setempat yang masih mengggunakan tungku-tungku batu.
Seru kan menjajal hidup tradisional ala Flores.(dwi)