KAI Jajaki Lokomotif Baterai E-Train China untuk Gantikan Ratusan Lokomotif Diesel
Ilustrasi. Foto: KAI Daop 1 Jakarta.
Merahputih.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah menjajaki penggunaan lokomotif bertenaga baterai (e-lokomotif) sebagai bagian dari upaya modernisasi armada dan menekan jejak emisi karbon.
“Kami berdiskusi dengan salah satu industri di China tentang bagaimana mereka dapat membantu kami melakukan peremajaan armada. Sebagian besar lokomotif kami masih menggunakan mesin diesel, dan kami ingin beralih ke sistem elektrifikasi atau kereta berbasis baterai,” kata Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin, Rabu (12/11).
Baca juga:
Legislator Gerindra: Kemenhub Harus Lebih Serius Perhatikan Pembangunan Jalur Kereta Api Luar Jawa
Transformasi Lokomotif Diesel Menuju E-Train
Menurut Bobby, alih teknologi dari lokomotif diesel ke e-train (kereta listrik) berbasis baterai akan membawa lompatan besar bagi transformasi teknologi KAI. Teknologi ini menawarkan peningkatan efisiensi layanan, penurunan biaya operasional, dan pengurangan emisi yang sejalan dengan program hijau KAI.
Ia menjelaskan bahwa berbeda dengan kereta listrik konvensional yang harus terhubung dengan jaringan listrik di atas rel, teknologi baterai memungkinkan kereta beroperasi secara mandiri. Kereta bertenaga baterai ini dapat diterapkan untuk layanan kereta api antarkota maupun perkotaan, seperti KRL Jabodetabek.
"Dulu kereta listrik harus terhubung ke jaringan listrik di atas rel, tetapi kini dengan teknologi baterai, kereta bisa beroperasi mandiri. Di China, e-lokomotif seperti ini sudah banyak digunakan," jelasnya.
Kunjungan kerja ke Beijing, Qingdao, dan beberapa kota di China ini difokuskan untuk mempelajari secara mendalam teknologi, skema pengoperasian, hingga integrasi antarmoda transportasi. Bobby menekankan bahwa fokus utama KAI saat ini adalah konversi lokomotif diesel yang sudah ada ke tenaga listrik, bukan pengadaan rangkaian baru secara spesifik.
Baca juga:
KPK Duga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara di Proyek Kereta Cepat Whoosh
KAI saat ini memiliki ratusan lokomotif diesel, termasuk tipe CC202 dan CC205 untuk angkutan batu bara di Sumatera, serta CC206 untuk layanan barang dan penumpang di Jawa. Selain itu, KAI juga telah memesan 11 rangkaian KRL dari China, di mana delapan di antaranya sudah beroperasi.
"Pengadaan memang bagian dari modernisasi, tetapi belum dibahas secara spesifik. Fokus kami masih pada konversi lokomotif diesel ke tenaga listrik," tegasnya.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
KAI Jajaki Lokomotif Baterai E-Train China untuk Gantikan Ratusan Lokomotif Diesel
Legislator Gerindra: Kemenhub Harus Lebih Serius Perhatikan Pembangunan Jalur Kereta Api Luar Jawa
Negara Tanggung Utang Whoosh, Serikat Pekerja Kereta Api Puji Keberanian Prabowo
Kereta Api Jadi Primadona Wisatawan Asing, ini 10 Stasiun Paling Favorit
Prabowo Mau Borong 30 Rangkaian KRL, Jumlah Penumpang Diprediksi Tembus 400 Juta Orang
Prabowo Tambah 30 Rangkaian KRL Baru, Momentum Penting KAI Tingkatkan Layanan
KAI Lakukan Penyesuaian Jadwal dan Pola Perjalanan 1 Desember 2025, Tiket belum Bisa Dipesan
DPR Apresiasi Komitmen Presiden Prabowo Perkuat Layanan Commuter Line Jabodetabek
Legislator Gerindra Tuntut KAI Tutup Perlintasan Sebidang yang tak Penuhi Standar
Respons Kecelakaan KA Bangunkarta, DPR Ingatkan KAI Target Zero Accident dari Prabowo