Jokowi Terancam Kalah di Pilpres 2019, Jika


Peneliti Lembaga survei Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli. Foto: MP/Kanugrahan
MerahPutih.com - Peneliti Lembaga survei Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli menilai, Capres Joko Widoro bisa kalah jika angka golput tinggi. Apalagi, angka golput khususnya di kalangan pendukung Jokowi-Ma'ruf mencapai 40 persen.
"Kalau golput itu yang dirugikan Jokowi, karena pemilih Jokowi ini kunci untuk bisa membatalkan kemenangan beliau [Jokowi] adalah golput itu sendiri," kata dia, di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (2/4).

Indo Barometer mencatat Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan suara 50,8 persen atau selisih 18,8 persen dengan pasangan Prabowo-Sandiaga yang mencapai 32 persen.
Hadi mengatakan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru tidak begitu dirugikan dengan angka golput yang tinggi. Hal itu karena pemilih paslon nomor urut 02 ini cenderung lebih solid ketimbang paslon 01.
Pasangan Prabowo-Sandiaga disebut tak banyak terpengaruh golput karena para pendukungnya lebih solid.Pasangan Prabowo-Sandiaga disebut tak banyak terpengaruh golput karena para pendukungnya lebih solid.
"Karena kalau dilihat dari pengalaman dan sebagainya dengan catatan track record koalisi Prabowo Gerindra-PKS itu lebih solid. Terbukti di Jabar dan di Jateng, pilkada kemarin," kata Hadi.

Ia memaparkan terdapat sejumlah alasan yang membuat pemilih untuk golput. Pertama pemilih masih bingung dengan kedua paslon yang ada. Kedua pemilih malas untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), ketiga pemilih yang harus bekerja di luar kota. Keempat, pemilih kecewa dengan kedua paslon.
"TKN (Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf) harus menekan angka golput tersebut, jadi harus kerja keras di sisa waktu yang ada ini," kata Hadi. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar

Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda

Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin

Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
