Jepang Terapkan Aturan Baru untuk Wisatawan Selandia Baru, Perlu Beri Data Pribadi


Jepang. (Foto: Unsplash/ Su San Lee)
MerahPutih.com - Jepang memperkenalkan langkah tambahan pada proses masuk ke negaranya untuk wisatawan asal Selandia Baru.
Pemerintah berencana untuk memperkenalkan Sistem Elektronik Jepang untuk Otorisasi Perjalanan (JESTA), mirip dengan ESTA di Amerika Serikat.
Pelancong dari negara-negara bebas visa (termasuk Selandia Baru) perlu menyerahkan informasi pribadi secara daring sebelum memasuki negara tersebut, demikian diberitakan laman Stuff, Selasa (8/10).
Sistem ini, yang diharapkan diluncurkan pada tahun 2030, bertujuan untuk menanggulangi kekhawatiran tentang perpanjangan masa berlaku visa dan meningkatkan manajemen pengunjung.
Baca juga:
Traveloka Gandeng TAT, Suguhkan Pilihan Perjalanan Menarik ke Thailand untuk Pelancong
Direktur pelaksana Intrepid Travel, Brett Mitchell, mengatakan kepada Stuff Travel bahwa informasi pribadi tidak akan lebih dari apa yang sudah diberikan dengan terbang ke sana.
“Data pribadi Anda selalu disediakan oleh maskapai penerbangan, tetapi menurut saya visa ini hanya mensyaratkan: Berapa lama Anda akan tinggal di sana? Di mana Anda berencana untuk tinggal? Berapa hari di setiap wilayah yang berbeda di seluruh Jepang," ujarnya.
Mitchell yakin lebih banyak negara akan mulai memperkenalkan persyaratan masuk yang serupa. Data pribadi tersebut juga mudah untuk dilengkapi karena dapat dilakukan secara daring.
"Saya melihatnya sebagai hal yang baik dan saya yakin sebagian besar negara lain pada tahap tertentu akan mengadopsi sesuatu yang serupa," tambahnya.
Baca juga:
Populasi Rusa di Jepang Bertambah Berkat Kunjungan Wisatawan
Biaya JESTA belum diumumkan, tetapi Mitchell tidak berpikir itu akan menjadi solusi terhadap pariwisata yang berlebihan .
"Ini adalah masalah bagi sebagian wilayah Jepang dan sebagian wilayah Australia serta banyak negara lainnya. Lihat saja Paris, Venesia, atau Yunani."
Pariwisata di Jepang meningkat pesat tahun ini berkat melemahnya yen. Dalam upaya mengatasi kerumunan, Kyoto melarang turis memasuki gang-gang tertentu.
Selain itu, pemerintah menetapkan batasan jumlah pendaki Gunung Fuji dan di Fujikawaguchiko, kota yang menawarkan beberapa pemandangan terbaik gunung tersebut. Layar hitam besar dipasang di tempat parkir mobil untuk mencegah turis memenuhi lokasi tersebut. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025

Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran

Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit

Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa
