Jelang Natal, Nonton Dulu Film-Film Tentang Yesus

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 12 Desember 2016
Jelang Natal, Nonton Dulu Film-Film Tentang Yesus

Film Passion of The Christ salah satu film terbaik tentang Yesus karya Mel Gibson. (Poster : assets.rappler.com)

Ukuran:
14
Audio:

Sebagai hiburan yang mengedukasi, ada sejumlah film-film tentang Yesus yang mencetak Box Office dan meraih penghargaan yang patut disaksikan. Meskipun tak menutup kemungkinan ada juga yang menuai kotroversi.

Film Yesus dengan judul The Last Temptation of Christ yang diedarkan tahun 1988, dibuat oleh Martin Scorsese. Di film berbudget 6 juta US dollar itu, Scorsese menggambarkan Yesus adalah seorang manusia yang menemukan ketuhanannya sendiri, dan ia juga tersiksa sekaligus gembira oleh wahyu. Yudas di sini adalah seorang aktivis yang kuat dan penuh kasih. Ia mau menggulingkan penjajahan bangsa Romawi, ketika Yesus menginginkan pembebasan manusia dari dosa. Untuk memenuhi perjanjiannya, Yudas harus berkhianat. Yudas bukan berkhianat pada Yesus melainkan berkhianat pada idenya sendiri mengenai revolusi. Dia harus memberikan orang yang paling dia kasihi kepada bangsa Romawi.

Pengamat film mengatakan, ada agenda terselubung kelompok Yahudi untuk mendiskreditkan Yesus— walaupun sang sutradara adalah seorang Katolik Roma, penulis dialog adalah seorang Calvinist, dan penulis novel adalah seorang Orthodox Yunani.

Dalam Jesus of Nazareth tahun 1977 miniseri televisi Anglo-Italian berdurasi 6 jam 21 menit,  mendramatisir kelahiran, kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus berdasarkan empat judul injil.

Miniseri yang disutradarai oleh Franco Zeffirelli, menampilkan Bunda Maria yang diperankan Olivia Hussey. Jesus of Nazareth memberikan pendekatan yang cukup alami dan penggunaan efek khusus menggambarkan keajaiban dan ketika menghadirkan Yesus sebagai seorang yang lebih dari sekedar manusia bahkan Tuhan itu sendiri.

Film Jesus of Nazareth ini bukan hanya mencampurkan narasi dari keempat injil, tapi juga juga menampilkan dialog antara Yesus dan Barabas.

Film yang disutradarai oleh sutradara kondang, Mel Gibson dan dibuat di Italia ini, The Passion of the Christ (2004) menceritakan kehidupan Yesus 24 jam sebelum kematiannya.

Meski begitu ada flashback peristiwa Yesus ketika ia masih anak-anak, ketika bekerja sebagai seorang tukang kayu, ketika berkhotbah di bukit, penyelamatan Maria Magdalena, dan kisah perjamuan terakhir.

Dalam film ini James Caviezel (biasa disingkat JC) dan pemeran Yahudi lainnya menggunakan bahasa asli Injil yaitu Aram dan Ibrani.

Walaupun sukses, dengan lima belas penghargaan keaslian film The Passion of the Christ ini diragukan karena menurut sang sutradara film ia juga mengambil beberapa sumber cerita dari  Perjanjian Baru, salah satunya adalah dari Wahyu 21:5 “Lihatlah ibu, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”

Biografi Yesus “Son of God”, yang dirilis 20th Century Fox dan di sutradarai oleh Christopher Spencer, menceritakan sang Mesiah (Diogo Morgado) dari sejak kelahiran, pengajaran, pengorbanannya di kayu salib hingga kebangkitannya.

Diogo Morgado, Yesus kelahiran Portugal,  secara maksimal tampil dalam melakoni perjalanan pengajaran, beragam mujizat yang dilakukannya.  Sampai pada titik dimana Yesus dikasihi oleh banyak orang, lalau dihianati oleh Yudas dan mati disalib.  

Hujan pujian dari sejumlah pemimpin Gereja, diantaranya penulis dan pendeta Rick Warren yang berkomentar, “Saya telah menonton film-film tentang Yesus yang diproduksi sepanjang 50 tahun ini. Namun, “Son of God” berbeda, ia memiliki kelasnya tersendiri”.

Sementara seorang Kepala Uskup di Washington DC, Kardinal Donald Wuerl menyampaikan, “Saya akan merekomendasikan (Son of God) kepada siapapun, dan terkhusus kepada keluarga, film “Son of God” yang menakjubkan ini berharap menjadi inspirasi untuk semakin memahami cinta Tuhan kepada kita”.

Sebuah film dokumenter The Missing Years of Jesus, yang menggambarkan usia 12 dan 30 tahun, kehidupan Yesus yang tak tercatat.

Dokumenter ini mengisahkan bahwa Yesus juga berpendidikan selama kehidupan-Nya sebelum usia 30 tahun, karena Dia bisa membaca.

Juga ada pemikiran bahwa Yesus menghabiskan waktu di Laut Galilea karena di sinilah Dia bertemu dengan para Rasul. Selama tahun-tahun yang hilang, Yusuf, ayah Yesus, meninggal dunia, dan Yesus memisahkan diri dari keluarga-Nya.

Film “The Messiah, Jesus The Spirit of God” atau yang disubtitle sebagai Isa Al Masih itu, ditulis, diproduksi dan disutradarai oleh produser asal Iran, Nader Talebzadeh.

Berdurasi 1 jam 21 menit film yang didanai channel TV milik pemerintah Iran itu, menceritakan kisah hidup Yesus dalam versi Injil Barnabas yang oleh banyak akademisi Barat dianggap sekedar dongeng fabel era pertengahan.  

Yesus yang oleh umat Nasrani dipercaya sebagai messiah, anak Tuhan yang disiksa kaum Judah dan pengabar kedatangan Muhammad sebagai utusan terakhir, diperankan oleh Ahmad Soleimani-Nia.

Nader sang sutradara menemukan Nia dari ketidaksengajaan. Menurut Nader seperti dikutip Republika.co.id, suatu hari, asistennya menunjuk Nia yang sedang melintas di sebuah jalan dan berteriak. “Aku temukan Yesus mu!”.

Film 35-milimeter besutan Nader ini, yang nyaris dibuat selama sepuluh tahun, menyajikan tokoh Isa sebagai nabi yang menyampaikan ajaran agama, bergerak dalam cahaya lembut dan senandung kudus ditengah hiruk-pikuk kaum Bani Israil.  

Nader menampilkan Yesus sebagai karakter yang menyebar kasih sayang dengan mukjizat keajaiban, tapi tidak mati disalib dan tidak bangkit dari kematian.

Namun film Nader itu dianggap menyinggung hal-hal yang rentan dan sensitive apalagi karena mensejajarkan dengan riwayat Isa al Masih di Al Qur’an.

Seorang blogger Kristen dengan marah menyatakan banyak kesalahan dalam pemahaman sang sutradara akan Yesus dan Kekristenan.

“Film itu hanyalah salah satu propaganda Setan yang tidak memang tidak memiliki tujuan nyata dalam hidup,” seru sang blogger.

Narasi dan dialog yang disajikan berdasarkan ajaran Islam dan Injil Barnabas, kitab terakhir—yang menurut sutradara—disembunyikan oleh otoritas gereja agar tidak mengganggu stabilitas iman umat Kristen.

Banyak akademisi percaya jika gospel atau ajaran Kristen yang ditulis beberapa abad kemudian ialah turunan dari Barnabas. Injil Barnabas memang beririsan dengan kisah Mathius, Markus, Lukas, Yohannes namun tidak menulis keberadaan Yesus sebagai anak Tuhan.

Dalam film tersebut Nader juga menunjukkan jika Yesus bangkit menuju Surga sebelum prajurit Romawi mendatangi. Judas, salah satu murid Yesus yang berkhianat berubah mirip sang guru dan dialah yang disalib. Berdasar kepercayaan Islam, Yesus saat ini hidup dan akan kembali untuk mengalahkan iblis. 

Nader sendiri berhasil memenangkan penghargaan Dialog Antar Kepercayaan di Religion Today Film Festival, Italia, 2007 silam.

Dan pada akhirnya, umat Kristiani yakin kisah Yesus yang sejati ada dalam hidup mereka, dan mereka berharap hidup mereka juga menjadi cerminan hidup Kristus ketika hidup di dunia.(dsyamil)

BACA JUGA

  1. Exodus: Gods and Kings Kembali Tayang di Maroko
  2. "Exodus: Gods and Kings" Dilarang Tayang di Maroko
  3. 5 Fakta Nyata Film Exodus: Gods and Kings Yang Harus Anda Ketahui

 

 

 

#Film Exodus
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Bagikan