Jangan Salah Sangka, Santan dan MSG Itu Sehat


Jangan anggap santan, bahan makanan tidak sehat. (Foto: Pexels/GEORGE DESIPRIS)
INDONESIA memiliki beragam jenis bahan makanan. Salah satu bahan masakan khas Indonesia ialah santan. Bahan yang satu ini selalu membuat masakan lebih lezat dan nagih. Apalagi jika berbicara masakan khas Padang. Tentu tidak pernah lepas dengan tambahan santan.
Masalahnya, anggapan banyak orang santan makanan yang tidak sehat. Sebab terlalu banyak santan membuat kadar kolestrol meningkat. Hasilnya, tingginya kadar kolestrol dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
Memang, terdapat kandungan lemak jenuh pada santan yang notabenenya dapat mengganggu kesehatan. Namun, menurut pakar kuliner ternama, William Wongso, sebenarnya tidak ada masalah mengonsumsi santan. Santan memiliki kandungan gizi dari protein nabati.

Yang membuat tidak sehat ialah campuran bahan makanan berlemak tinggi yang dimasak menggunakan santan semisal jeroan dan lemak sapi.
"Santan kan nabati. Yang bikin enggak sehat itu masak jeroan, lemak sapi, dan lain sebagainya. Itu yang bikin kolestrol," ujar William kepada merahputih.com di kawasan Prapanca, Jakarta Selatan, Senin (17/9).
Menurutnya, tidak masalah mengonsumsi makanan dengan santan asalkan tidak dicampur dengan makanan berlemak tinggi. Misalnya daging ayam yang memiliki kandungan protein dan tidak terlalu berlemak. Sehingga gulai ayam khas masakan padang aman untuk dikonsumsi. Tetap dengan catatan tidak dikonsumsi berlebihan.

Bahkan menurut pria 71 tahun itu santan digunakan di rumah sakit sebagai asupan gizi untuk pasien. "Minyak kelapa (santan) kan disajikan di rumah sakit sebagai minyak sehat seperti olive oil," tambahnya. Selain itu, kata William di Tiongkok sendiri santan diminum layaknya susu kemasan.
Terlepas dari hal ini, ada pula penyedap makanan yang tidak baik untuk kesehatan, tidak lain ialah MSG atau akrab dikenal masyarakat sebagai mecin. Saking tidak bermanfaatnya seseorang yang tidak intelek disebut-sebut sebagai generasi mecin. Lagi-lagi menurut William anggapan tersebut salah.
Mecin menurutnya adalah bagian dari penyedap rasa yang tidak bisa ditinggalkan. Takaran mecin pada porsi makanan yang penting sesuai. Semakin banyak porsi makanan bisa disesuaikan dengan jumlah takaran mecin. "Asal takarannya bener aja sedikit. Msg itu bagian dari rasa," tukas William. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Jokowi Ungkap Nilai ‘Cuan’ Produksi Kelapa Indonesia yang Masuk Top Dunia

World Coconut Day 2023 Dukung Pemberdayaan Petani Kelapa di Indonesia
