Investasi di Jawa Barat Perlu Diarahkan ke Sektor Padat Karya


Ilustrasi. (Foto: MP/Pixabay/Mediamodifier)
MerahPutih.com - Jawa Barat diminta mempertahankan raihan investasinya saat ini.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjadjaran Ina Primiana menyatakan, ada beberapa tantangan dan peluang yang harus dihadapi Jabar. Salah satunya, Jabar menghadapi kompetisi ketat karena daerah lain akan terus berusaha membuat daerahnya lebih kompetitif dan lebih menarik untuk investasi.
Daerah-daerah kompetitor tersebut akan membangun kesiapan SDM, upah, infrastruktur, transportasi dan logistik, regulasi, serta lainnya.
Baca Juga:
Maudy Ayunda Dukung Petani Lokal Lewat Investasi di Startup
“Investasi (Jabar) juga (harus) diarahkan ke sektor padat karya dan lokasi lain baik untuk investasi PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) agar lebih merata. Jabar memiliki kelebihan dibandingkan daerah lain antara lain jumlah industri, jumlah penduduk,” jelas Ina Primiana dalam webinar Peran Strategis Jawa Barat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Komite Penanggulangan Ekonomi Daerah (KPED), di Kota Bandung, Senin (18/10) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Saputra mengatakan, predikat Jabar sebagai provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar nasional harus dipertahankan, yakni USD 2,1 juta atau 17,87 persen ekspor nasional.
Kemudian, kontribusi investasi terbesar nasional dengan Rp 72,46 triliun atau 19,10 persen. Ketiga, kontribusi indutri manufaktur terbesar di Indonesia dengan 28,17 persen.

Dengan nilai ekspor tertinggi itu, lanjut Ina Primiana, Jabar perlu mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk dapat memenuhi kebutuhan investor, agar keberadaan investasi baru dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
“Perlu diperhatikan manfaat investasi terhadap pengusaha/UMKM (linkage), lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di daerah yang memiliki investasi tertinggi,” kata Ina.
Ina menyarankan investasi di lokasi-lokasi potensial lain untuk menurunkan ketimpangan antardaerah. Kemudian Jabar pun harus meningkatkan frekuensi promosi keunggulan komparatif ke luar negeri.
“Perlu dibuat sistem informasi terintegrasi sebagai pusat supply chain nasional di Jawa Barat untuk mempertemukan kebutuhan investor dan fasilitas yang tersedia,” cetusnya.
Baca Juga:
Nilai Investasi di Jawa Barat Mencapai Rp 72,46 Trilliun
Sementara Cucu Saputra menambahkan, Jabar memang harus meningkatkan capaian-capaian di bidang ekonomi.
“Kita tidak bisa berdiam diri, tidak hanya menjaga keunggulan itu tapi meningkatkan capaian tersebut,” ujar Cucu Saputra.
Ia menyarankan untuk mendongkrak itu beberapa sektor penting harus dijaga dan diberi kebebasan yakni sektor pertanian, peternakan, perikanan, sektor UMKM, serta sektor pariwisata yang notabene jadi unggulan Jawa Barat.
“Bagaimana peran strategis ini bisa dilaksanakan atau bisa disinergikan, artinya peran serta seluruh masyarakat masyarakat dunia usaha ini penting kolaborasi,” katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Jokowi Minta TNI Fokus Investasi Dibanding Belanja Pertahanan