Intensitas Hujan Meningkat, Petani Garam Kena Sikat


Ilustrasi petani garam. (ANTARA FOTO)
MerahPutih.com - Sejumlah petani garam di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku merugi akibat hujan yang melanda wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
Salah seorang petani tambak di Sidoarjo, Abdul Ghofur mengatakan, hujan yang terjadi di wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir membuat garam yang siap dipanen hancur.
"Biasanya untuk menjadikan proses garam membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari, tetapi dengan adanya hujan yang terjadi di wilayah Sidoarjo ini membutuhkan waktu lebih dari itu, kami rugi," kata Ghofur di Sidoarjo, Rabu (25//10).
Ia mengatakan, saat ini untuk setiap satu sak garam saat ini harganya sekitar Rp 135 ribu tergantung dari kualitas garam yang berhasil dibuat oleh para petani tersebut.
"Kalau garam yang dihasilkan ini dibuat dengan menggunakan terpal sebagai pelapis, tentu hasilnya akan bagus. Sedangkan garam yang dibuat dengan menggunakan lapisan tanah biasa tentunya harganya kurang bagus," katanya.
Ia mengatakan, sudah sekitar 15 tahun terkahir ini bekerja membuat garam bersama dengan anak-anak dan juga menantunya.
"Saya mengerjakan bersama dengan anak dan menantu dengan luasan lahan yang dikerjakan ini seluas empat hektar dan mampu menghasilkan garam seberat tujuh ton," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Santoso, salah seorang petani garam lainnya yang mengaku harus mengulang pembuatan garam akibat hujan.
"Air hujan dan juga air laut yan akan dijadikan sebagai garam itu tidak bisa menyatu. Sehingga, kami harus membuang lapisan atas terlebih dahulu supaya air laut yang akan digunakan sebagai garam bisa jadi," katanya. (*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Mendag Akui Harga Garam Merangkak Naik
