Hujan Bulan Juni, Meramu Sastra ke Film

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 25 Oktober 2017
Hujan Bulan Juni, Meramu Sastra ke Film

Hujan Bulan Juni. (Foto: MP/Albi)

Ukuran:
14
Audio:

KABAR bahagia bagi penggemar sastra di Tanah Air. Sebentar lagi film bertajuk Hujan Bulan Juni akan tayang di bioskop kesayangan Anda pada tanggal 2 November 2017 mendatang.

Film Hujan Bulan Juni merupakan film besutan sutradara kondang, Reni Nurcahyo Hestu Saputra. Film ini diadopsi dari novel karya sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Darmono dengan judul yang sama.

Mengisahkan tentang Pingkan (Velove Vexia) dosen muda Sastra Jepang Universitas Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar ke Jepang selama dua tahun.

Sarwono (Adipati Dolken) nelangsa lantaran mendapat kabar akan ditinggal Pingkan, yang selama ini hampir tak pernah lepas dari sampingnya.

Sarwono ditugaskan oleh Kaprodinya untuk presentasi kerjasama di Universitas Sam Ratulangi Manado. Sarwono pun memboyong Pingkan sebagai guide-nya selama di Manado

Pingkan bertemu keluarga besar almarhum ayahnya yang merupakan orang Manado. Namun ia mulai dipojokan oleh pertanyaan mengenai hubungannya dengan Sarwono. Apalagi kalau bukan masalah perbedaan.

Tapi bukannya Pingkan dan Sarwonon tak menyadarinya. Mereka sudah terlanjur nyaman menetap bertahun-tahun di dalam ruang kedap suara bernama kasih sayang. Apakah ini akan menjadi akhir perjalanan kisah kasih mereka?

Menurut sutrada Hestu, dalam film ini dirinya mewahanakan puisi dan novel ke bentuk film layar lebar yang menjadi tantangan dan pencapaian kreatif yang baru. Sebagai film, pendekatannya cukup komunikatif meskipun tak mudah merealisasikan desain kreatif yang sudah direncanakan agar hasilnya bisa diterima oleh penonton.

Awal mula lahirnya gagasan pembuatan film, terbentuk dari kejujuran dalam bertutur pada serapan makna atas kehadiran puisi Hujan Bulan Juni yang dibaca oleh Hestu. Bagi Hestu kejujuran sendiri merupakan pergumulan kreatif yang diciptakannya ke dalam sebuah konsep penyutradaraan film tersebut.

Lalu konsep tersebut dikuatkan dengan dasar cerita dari novel Hujan Bulan Juni. Pun, sebagai latar belakang dari embrio puisi Hujan Bulan Juni yang ditulis oleh sastrawan Sapardi.

Pada film yang memadukan karya sastra dan cerita yang diadopsi dari novel itu, Hestu tak merasa sebagai one man show. Dirinya menuturkan kerjasama merupakan hal yang paling, meski Hestu mengaku sempat ingin melakukan sesuatu di luar batas.

"Kadang saya ingin melakukan sesuatu di luar batas , tapi ternyata film harus kerjasama untuk membuat film yang besar. Qualified itu harus banyak kerjasama sehingga kita bisa mengimbangi dan saling mengisi satu sama lain" ucap Hestu saat ditemui di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/10).

Film ini dihiasi oleh nama-nama populer seperti Adipati Dolken, Velope Vexia, Surya Saputra, Baim Wong, Ira Wibowo, Sundari Soekotjo, aktor asal Jepang Koutaro Kakimoto dan juga sang penulis novel Hujan Bulan Juni yaitu Sapardi Djoko Darmono. (ryn)

#Hujan Bulan Juni
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Bagikan