Hari Ini BPPT Mulai Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca

Petugas TMC memasukkan garam ke dalam pesawat Cassa 212 TNI AU sebelum melakukan operasi hujan buatan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Rabu (27/2). ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Merahputih.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi hari ini mulai menerapkan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan melepaskan dua sortie penerbangan.
Dua sortie penerbangan itu membawa bahan semai garam dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke barat dan barat laut DKI Jakarta serta Jawa Barat.
Operasi itu untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir di wilayah tersebut.
"Sekarang sedang terbang dua pesawat Casa dan CN-295. Pesawat Casa membawa 800 kilogram bahan semai, dan pesawat CN-295 membawa 2,4 ton bahan semai," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto, Jumat (3/1).
Baca Juga
Jumlah Korban Tewas akibat Banjir di Jabodetabek Capai 30 Orang
Tim telah melakukan pertemuan persiapan operasi TMC yang dimulai pukul 07.30 WIB di Halim Perdana Kusuma. Sedangkan dua pesawat yang membawa bahan semai untuk misi percepatan penurunan hujan sebelum hujan memasuki wilayah Jabodetabek itu, diterbangkan pada Jumat, sekitar pukul 10.00 WIB.
Selain persiapan peralatan, pesawat, dan personel untuk operasi TMC pada Jumat pagi ini, prediksi dan pengamatan cuaca serta awan juga dilakukan untuk melihat kondisi cuaca dan potensi awan hujan yang akan ditargetkan dalam operasi TMC itu.
"Awannya banyak tumbuh di situ jadi kita terbang ke arah barat dan barat laut daratan di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jadi terbang ke arah sana," ujar Seto.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan ada kemungkinan terjadi intensitas curah hujan ekstrem di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah hingga 15 Januari 2020.
"Dari data terakhir analisis kami, diperkirakan antara 5 Januari hingga 15 Januari akan ada aliran udara basah dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera," katanya seusai rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (2/1).
Baca Juga
Anies Tanggapi Pernyataan Jokowi Penyebab Banjir karena Sampah
Ia mengatakan hal itu merupakan fenomena yang lazim. Bila terjadi pada musim kemarau, akan menjadi hujan di musim kemarau. Namun, karena terjadi pada musim hujan, maka bisa menjadi intensitas curah hujan ekstrem. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Angkot Pasar Minggu-Pondok Labu Hancur Tertimpa Tiang Listrik Terseret Pohon Tumbang

Di Tengah Maraknya Aksi Demonstrasi, Ada 2 RT dan 6 Jalan Jakarta yang Kebanjiran

Bakal Terjadi Perubahan Suhu Selama Satu Pekan Mendatang, Warga Harus Jaga Kesehatan

BMKG Keluarkan Imbauan Waspadai Angin Kencang, Hujan Petir, dan Banjir Rob, Jumat (22/8)

Hujan Deras Picu Pohon Tumbang di Jakarta, Timpa Ruko Hingga Motor

Selain Operasi Modifikasi Cuaca, Pemprov DKI Punya Strategi Lain Hadapi Cuaca Ekstrem dan Banjir
